Home > Mancanegara

Warga Gaza: Kami tak Ingin Bantuan Disertai Rentetan Peluru

Penembak jitu Israel menembaki warga Gaza.
Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan, dirawat di RS Shifa, Gaza City, Kamis (29/2/2024).   
Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan, dirawat di RS Shifa, Gaza City, Kamis (29/2/2024).

GAZA -- Ratusan warga Gaza yang berharap pulang membawa bantuan pangan, nahas sebagian harus pulang dengan tak bernyawa. Sebanyak 112 orang meninggal dunia dan 280 lainnya terluka pada insiden Kamis (29/2/2024) setelah pasukan Israel menembaki warga Gaza.

Saat itu mereka sedang menunggu bantuan bangan di wilayah barat daya Gaza. Israel membantah pasukan mereka menembaki warga Gaza yang berupaya mendapatkan bantuan pangan dari konvoi truk kemanusiaan yang melewati wilayah tersebut.

Namun, Hamas mengeluarkan pernyataan yang menolak klaim Israel. Kementerian Kesehatan, jelas Hamas, memberikan bukti tak terbantahkan mengenai penembakan langsung mengarah ke warga Gaza.

Termasuk penembakan di bagian kepala yang membuat korban mati seketika. Tak hanya itu, terdapat banyak testimoni dari saksi yang mengonfirmasi mereka menjadi target penembakan langsung padahal tak mengancam tentara pendudukan Israel.

Menurut Presiden Palestina Mahmoud Abbas penembakan terhadap ratusan warga Gaza itu sebagai pembantaian mengerikan oleh Israel. Satu video di media sosial yang lokasinya bisa diverifiaksi Reuters, menunjukkan truk-truk memuat banyak jenazah dan korban terluka.

Video lainnya, yang diakui Reuters tak bisa mereka verifikasi menunjukkan orang-orang dibalut kafan dengan darah masih terlihat dibawa oleh sebuah truk. Beberapa dokter terlihat merawat pasien terluka di lantai rumah sakit.

‘’Kami tidak ingin bantuan seperti ini. Kami tidak ingin bantuan yang disertai dengan rentetan peluru. Banyak yang syahid,’’ kata seorang laki-laki di salah satu video tersebut.

Secara terpisah Gedung Putih mengunkapkan, Presiden Joe Biden membahas kejadian tragis ini dengan pemimpin Mesir dan Qatar. Termasuk membahas pula mengenai pembebasan sandera dan gencatan senjata selama enam pekan.

Bagaimana runtutan kejadian yang memilukan dan memicu kecaman dari dunia internasional tersebut?

Bagaimana Insiden Terjadi?

Insiden ini terjadi pada Kamis, sekitar 04.30 waktu setempat saat banyak orang berkerumun di Jalan Harun al-Rashid Street, Gaza. Mereka metakini truk-truk yang membawa tepung terigu menuju jalan tersebut.

Sebuah konvoi truk melewati titik pemeriksaan itu, menuju arah utara. Orang-orang mulai berhimpun dalam kelompok-kelompok besar. Militer Israel menyatakan, konvoi yang terdiri atas 31 truk memasuki Gaza tetapi hampir 20 masuk arah utara pada Senin dan Selasa.

Hani Mahmoud dari Aljazirah yang melaporkan dari Rafah menyatakan, saat orang-orang berkumpul dalam kelompok-kelompok besar menunggu bantuan, mereka ditembaki dengan berbagai peralatan militer.

Laporan Associated Press (AP) menyatakan, orang-orang menarik kotak tepung dan makanan kaleng dari truk-truk itu. Setelah penembakan pertama usai, mereka kembali ke truk. Para tentara Israil sekali lagi melakukan penembakan kepada mereka.

‘’Setelah menembak, tank-tank melaju dan melindas tubuh-tubuh yang telah mati dan yang terluka,’’ demikian pernyataan Ismail al-Ghoul dari Aljazirah yang melaporkan dari tempat kejadian.

Lokasi Penembanak di Mana?

Pihak berwenang Palestina menyatakan, penembakan terjadi di Jalan al-Rashid Street, Nabulsi Roundabout, di bagian barat daya Kota Gaza. Ini Gaza utara di mana pengiriman makanan jarang terjadi. Pengiriman pertama dalam sebulan baru tiba pekan ini.

Penembakan terjadi satu hari setelah Deputi Direktur Eksekutif Worl Food Program (WFP) Carl Skau menyampaikan ke DK PBB bahwa lebih dari 500 ribu orang atau satu di antara empat orang berisiko mengalami kelaparan.

Selain itu, satu dari enam anak di bawah umur dua tahun diduga mengalami malnutrisi akut.

Bagaimana Keterangan Saksi Mata Warga Palestina?

Warga Palestina di Gaza menyatakan pasukan Israel membantai dengan cara menembaki kerumunan orang yang menunggu bantuan pangan.

‘’Kami datang ke sini untuk mendapatkan bantuan. Saya telah menunggu sejak sore hari sebelumnya. Pada pukul 04.30, truk-truk mulai berdatangan. Lalu, pasukan Israel menembak secara acak seakan kami berada dalam jebakan,’’ kata seorang saksi di lokasi.

Lalu, ia pun melanjutkan kesaksiannya,’’Saat kami mendekati truk bantuan, tank-tank Israel dan pesawat perang mereka menembaki kami.’’ Sejumlah saksi lain menuturkan, desak-desakan massa terjadi karena tembakan pasukan Israel.

Tak hanya, truk juga menabrk orang yang terluka, menambah jumlah orang yang kehilangan nyawa. Aljazirah telah memverifikasi bahwa kereta keledai digunakan untuk mengangkut orang ke rumah sakit sebab ambulans tak bisa mencapai area tersebut.

‘’Kami berencana membawa pulang tepung.. kemudian penembak jitu Israel menembak kami’’ungkap saksi lain. ‘’Mereka menembak kaki saya. Saya tak bisa bediri.’’

Apa Dalih Israel?

Militer Israel menyatakan, truk-truk yang mengangkut bantuan pangan itu dikelola kontraktor swasta, bagian dari operasi bantuan yang dilihat mereka dalam empat malam. Versi pernyataan Israel mengalami perubahan seiring perubahan hari.

Aljazirah menyebutkan, semula militer Israel mencoba menyalahkan kerumunan warga Palestina yang menanti bantuan. Puluhan orang terluka akibat berdesakan dan berimpitan ketika truk-truk bantuan datang.

Namun kemudian pasukan Israel menyatakan terasa terancam karena ada ratusan mendekati pasukan mereka. Karena merasa terancam maka mereka meresponsnya dengan melakukan tembakan. Namun tak dijelaskan bagaiman orang-orang itu mengancam pasukan Israel.

Jubir Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari menambahkan, puluhan orang meninggal atau terluka karena terlibat perkelahian untuk mengambil bantuan pangan dari truk. Tank-tank mengawal truk disertai tembakan peringatan untuk membubarkan massa.

Tank kemudian menyingkir’’Tidak ada serangan yang dilakukan IDF ke arah konvoi bantuan.’’ Ia mengeklaim IDF di sana untuk menjalankan operasi kemanusiaan, untuk mengamankan koridor kemanusiaan, dan mengirinkan konvoi bantuan mencapai titik tujuan.

Meski demikian, para saksi mata bersikeras pada keyakinannya bahwa desak-desakan yang menambah jumlah kematian terjadi setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang sedang berusaha mendapatkan bantuan pangan.

Departemen Luar Negeri AS menegaskan, sangat mendesak mendapatkan informasi atas insiden ini. Hal yang sama disampaikan Kementerian Luar Negeri Prancis. ap/reuters/han

× Image