Patroli Internasional di Laut Merah tak Bertaji, Saudi Mestinya Ikut
DAVOS – Patroli gabungan pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk menjaga keamanan kapal komersial di Laut Merah dianggap lemah. Penyebabnya, kata Wapres Yaman Aidarous al-Zubaidi, negara besar di kawasan, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir tak ikut serta di dalamnya.
Menyusul serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, AS memimpin patroli gabungan sekitar 20 negara. Houthi menargetkan kapal-kapal komersial sejak November tahun lalu, yang terkonsentrasi Teluk Bab al-Mandab, barat daya Semenanjung Arabia.
Ini merupakan teluk sempit pada pintu masuk Laut Merah. ‘’Koridor Bab al-Mandab penting bagi dunia juga kawasan, jadi intervensi kawasan menjadi kunci,’’ kata Zubaidi, di sela pertemuan World Economic Forum (WEF), Davos, Swiss, Selasa (16/1/2024).
Zubaidi yang selama ini menentang Houthi menyatakan, kekacauan yang diakibatkan serangan di Laut Merah membuat ekonomi Yaman semakin berat. Ekonomi negeri ini telah terpuruk selama konflik Houthi melawan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Menurut dia, serangan Houthi di Laut Merah telah membekukan berbagai upaya mencapai perdamaian di Yaman. ‘’Bagaimana ada proses perdamaian jika ada serangan pada kapal-kapal komersial, bagaimana itu dapat terjadi?" tanyanya.
Akhir tahun lalu, Pemerintah Yaman dan Houthi berkomitmen untuk melangkah menuju gencatan senjata di antara mereka. Houthi yang menguasai wilayah utara Yaman, telah melakukan pertempuran sejak 2015 dalam konflik bersenjata yang menewaskan ratusan ribu orang.
Perang ini juga menyebabkan 80... (buka halaman 2)