Israel Serbu RS Al-Shifa di Gaza, Apa yang Terjadi di dalamnya?
DIPLOMASI REPUBLIKA, GAZA – Pasukan Israel menyerbu rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al-Shifa, Rabu (15/11/2023). Dokter bedah, Dr Ahmad Mokhallalati, yang saat ini masih bertahan di RS tersebut mengungkapkan tembakan terdengar dari seluruh arah fasilitas kesehatan itu.
Menurut dia, 659 pasien bertahan di RS itu termasuk 100 pasien yang dalam kondisi kritis. Tak hanya itu, terdapat 2.000 hingga 3.000 pengungsi berlindung di sana. ‘’Terdapat pula 700 staf medis,’’ katanya seperti dilansir Aljazirah.
Pasukan Israel memanggil para dokter yang ada di dalam RS. ’’Kalian berada di dalam RS dan menciptakan ketakutan dan histeria bagi pasien di sini. Aula penuh orang, semua lantai penuh orang,’’ kata salah satu dokter, Dr Munir al Barsh, kepada seorang tentara Israel.
RS Al-Shifa juga merawat 36 bayi prematur yang sudah dilepas dari inkubator sebab stasiun penyuplai oksigen bagi mereka hancur akibat serangan yang dilakukan pasukan Israel tiga hari lalu. Tiga bayi meninggal dunia.
Aljazirah melaporkan, saat pasukan Israel masuk, mereka dipindahkan dari dalam RS dan diperintahkan duduk di halaman luar RS. Mereka dipaksa melepaskan pakaian lalu diinterogasi tentara di luar ruangan di tengah hujan dan cuaca dingin.
‘’Pasukan Israel mencoba membunuh siapa pun yang hendak masuk ke dalam lagi. Tak ada seorang pun yang bisa berbuat sesuatu. Kami tak bisa melakukan perlawanan apa pun,’’ ujar jurnalis Jihad Abu Shanab yang berada di kompleks RS.
Israel mengatakan, pasukannya beroperasi di dalam dan sekitar RS. Tujuan utamanya adalah menghancurkan Hamas yang dituding menyimpan senjata dan menjalankan pusat komando di terowongan yang berlokasi di bawah RS.
Menurut mereka, pasukannya masuk ke RS Al-Shifa pada Rabu pagi dan seharian melakukan penggeledahan. Video tentara Israel menunjukkan senjata otomatis, granat, amunisi, dan jaket flak atau pelindung yang diklaim ditemukan di sebuah bangunan dalam kompleks RS.
‘’Pasukan kami terus memeriksa RS dengan saksama dan menggunakan cara intelijen,’’ kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, dalam konferensi pers pada Rabu. ‘’Kami akan melanjutkan operasi untuk menghimpun lebih banyak informasi.’’
Selain itu, jelas dia, untuk menemukan aset lainnya serta mengungkapkan aktivitas teror yang dilakukan di dalam kompleks RS. Militer Israel tak menyebut adanya penemuan pintu masuk terowongan di RS Al-Shifa.
Sebelumnya, mereka menyatakan Hamas membangun jaringan terowongan di bawah RS tersebut. Hamas menepis tuduhan itu.
’’Pasukan penjajah Israel masih terus menyebarkan kebohongan. Mereka membawa senjata, baju, dan peralatan kemudian meletakkannya di RS seakan mereka menemukan itu semua di lokasi RS,’’ kata anggota senior Hamas berbasis di Qatar, Ezzat El Rashq.
Rashq menambahkan, Hamas berkali-kali mendesak dibentuknya sebuah komite yang terdiri atas PBB, WHO, dan Palang Merah untuk memverifikasi kebohongan-kebohongan yang terus dibuat oleh tentara Israel. (han/reuters)