Amamah Kurdi: Serban Ikonik yang Jadi Simbol Identitas dan Budaya
DIPLOMASI REPUBLIKA--Amamah, serban Kurdi yang ikonik, adalah bagian dari pakaian tradisional Kurdi. Serban ini masih terjaga popularitasnya karena menjadi lambang identitas nasional dan budaya.
Jika berkunjung ke Erbil, ibu kota wilayah Kurdistan, Irak, serban atau turban ini dapat ditemukan di pasar Qaysariya. Terutama di toko-toko yang menjual khusus serban kurdi.
Amamah merupakan kain bermotif rumit yang dibungkus beberapa lipatan. Di bawah serban, biasanya terdapat penutup kepala yang dikenakan oleh laki-laki yang disebut 'Jamaneh'. Penutup kepala ini yang membuat serban tetap nyaman untuk dikenakan.
Bakhtiar Mame Sini, seorang pemilik salah satu toko turban, menceritakan bisnis yang dia geluti sejak tahun 1993 ini. "Saya menjual berbagai jenis turban Kurdi dengan corak dan warna yang beragam dari satu suku ke suku lainnya, dari satu wilayah ke wilayah lain di Kurdistan," katanya dilansir dari Shafaq News, Kamis (26/10/2023).
Dia mengatakan bahwa benda paling laris di Erbil adalah turban hitam. Turban warna ini banyak digemari sebagian besar suku Kurdi. "Warna lain seperti merah dikenakan oleh tokoh-tokoh Kurdi terkemuka," katanya menambahkan.
Penggunaan serban Kurdi tidak dapat dipisahkan dari Jamaneh karena menjadi bagian penting dari adat dan tradisi suku Kurdi. Penutup kepala ini tersedia dalam berbagai warna dan bentuk.
"Tutup kepala tersedia dalam berbagai warna seperti hitam, merah, biru, dan lain-lain. Dipakai berdasarkan daerah atau suku," kata Hedayat Sheikhani, pemilik toko lainnya.
Sheikhani menjelaskan proses produksi penutup kepala yang masih dibuat secara manual alias tanpa mesin. Pengerjaannya juga masih dilakukan di rumah oleh para perempuan. “Semua penutup kepala tradisional yang dijual adalah buatan lokal. Perempuan menenun dan menyulamnya. Namun, kain yang melilitnya adalah impor, meskipun saat ini ada produksi dari pabrik-pabrik di Wilayah Kurdistan," katanya.
Harga dari penutup kepala ini bervariasi, mulai dari 5.000 dinar hingga 50 ribu dinar. "Sedangkan untuk turban, harganya mulai dari 10 ribu dinar dan bisa mencapai seratus dolar AS, bergantung kualitasnya,” katanya.
Menurut Sheikhani, permintaan terhadap serban Kurdi masih tinggi. Pembelinya adalah penduduk lokal dan wisatawan. Mereka membeli untuk digunakan dalam keseharian ataupun dijadikan oleh-oleh karena keragaman dan keindahan warnanya. Dengan demikian, Amamah berfungsi tidak sekadar menjadi aksesori ataupun pelengkap busana belaka. (rin)