Tak Mau Bergantung pada Rusia Soal Pertahanan, Vietnam Lirik Ceska
DIPLOMASI REPUBLIKA, HANOI – Vietnam terus memperkuat pertahanan militernya. Kini mereka melakukan pembicaraan dengan Republik Ceska untuk pasokan militer. Termasuk pesawat, radar, peremajaan kendaraan lapis baja, dan senjata api.
Hal ini diungkapkan seorang sumber di pemerintahan Republik Ceska, Senin (24/4/2023). Pembicaraan dengan Ceska juga merupakan upaya Vietnam untuk tak terlalu bergantung pada Rusia yang selama ini memasok sebagian besar peralatan pertahanan Vietnam.
Pekan lalu, keamanan menjadi isu utama dalam pembicaraan pimpinan Vietnam dengan Perdana Menteri Ceska Petr Fiala, yang melakukan kunjungan selama tiga hari. Delegasi yang mendampingi Fiala saat itu juga sebagian besar adalah perusahaan keamanan.
Empat dari 15 perusahaan yang menjadi bagian delegasi bisnis dalam kunjungan ke Vietnam, adalah perusahaan keamanan. Mereka adalah Czechoslovak Group, Colt CZ Group, Omnipol, dan STV GROUP. Namun mereka belum berkomentar soal pesanan produk keamanan dari Hanoi.
Omnipol memiliki saham minoritas di Aero Vodochody dan pemilik Aircraft Industries, yang memproduksi pesawat kargo L 410 NG. Penjualan pesawat kargo ini juga menjadi bahan pembicaraan antara kedua pemerintah.
Pembicaraan serupa dilakukan dengan pejabat sipil Indonesia beberapa hari lalu dan Filipina. Ini bagian dari serangkaian tur delegasi Ceska ke negara-negara Asia.
Lebih dari dua dekade terakhir, Praha memosisikan dirinya sebagai pemasok senjata utama dari Uni Eropa untuk Vietnam. Ini merujuk data lembaga yang berbasis di Stockholm, SIPRI. Hanoi memesan selusin pesawat L-39NG dari pabrikan di Ceska, Aero Vodochody pada 2021.
Pengirimannya dilakukan awal tahun ini. Sumber Pemerintah Ceska mengungkapkan, ada pembicaraan untuk pengiriman lebih banyak jenis pesawat tersebut. Ia tahu informasi ini karena menghadiri sejjumlah pertemuan tingkat tinggi yang membahas isu tersebut.
Di akhir pertemuan Fiala dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Pemerintah Vietnam menegaskan,’’ Dua pemimpin sepakat meningkatkan kerja sama keamanan dan pertahanan di antara kerja sama di bidang lainnya.’’
Sumber di Pemerintah Ceska mengungkapkan, Praha akan melakukan alih teknologi dan produksi di pabrik lokasi jika ada permintaan pasokan dalam jumlah signifikan. Meski demikian, tak terungkap berapa jumlah pasokan yang dianggap signifikan itu.
Sejumlah petinggi Omnipol, juga membahas kemungkinan penjualan radar yang bisa diinstal baik untuk bandara sipil maupun militer.
Sedangkan STV Group dan Czechoslovak Group membicarakan soal kontrak untuk peremajaan tank dan kendaraan lapis baja buatan Soviet. Mereka akan melengkapinya dengan teknologi dan perlengkapan komunikasi yang lebih maju.
Melalui kontrak itu, kedua perusahaan siap menyediakan suku cadang dan perawatan. Ini memang baru pembicaraan awal dan belum ada kesepakatan yang ditandatangani dalam pertemuan yang berlangsung pekan lalu itu.
Seorang eksekutif di Excalibur Army, perusahaan yang tergabung dalam Czechoslovak Group, mengungkapkan, pembicaraan mengenai kemungkinan pengiriman kendaraan lapis baja, peluncur roket, dan howitzer, berlangsung lamban.
Kementerian Luar Negeri Vietnam dan Kedubes Ceska di Hanoi belum bersedia memberikan pernyataan mengenai isu tersebut. n (reuters/fer)