Biden Yakin akan Gencatan Senjata, Netanyahu Bersikeras Gempur Rafah
NEW YORK – Presiden AS Joe Biden berharap terjadi gencatan senjata di Gaza pada pekan depan. Saat ini terus berlangsung pembicaraan yang melibatkan semua pihak yang berkonflik dan mediator seperti Qatar dan AS.
‘’Saya berharap gencatan senjata terwujud pada 4 Maret,’’ kata Biden dalam kunjungan politik ke New York, Senin (26/2/2024) waktu setempat. Ia optimistis karena penasihat keamanan nasionalnya menyatakan hampir tercapai kesepakatan.
‘’Penasihat keamanan nasional saya mengatakan kita sudah dekat. Kita memang belum selesai tetapi sudah dekat. Harapan saya senin pekan depan aka nada gencatan senjat.’’ Pejabat AS menyatakan juru rundingnya berusaha keras mendorong adanya kesepakatan.
Yakni gencatan dengan pembebasan sandera oleg Hamas. Ia menyatakan, optimisme terus tumbuh dalam pertemuan antara Israel dengan Qatar. Dalam pernyataan publik, Israel dan Hamas terus saling menyalahkan atas belum tercapainya gencatan senjata.
Setelah bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pemimpin Hamas Ismail Haniyah menyatakan menghormati upaya mengakhiri peperangan. Ia menuding Israel terus melakukan aktivitas yang menghalangi gencatan senjata.
Israel terus menyerang Gaza.’’Kami tak akan membiarkan musuh memanfaatkan perundingan untuk menutupi aksi kejahatan mereka,’’ kata Haniyah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim siap mencapai kesepakatan.
Terserah Hamas, kata dia, untuk menyingkirkan permintaan yang asalnya dari planet lain. ‘’Jelas kami menginginkan kesepakatan. Tergantung Hamas, ini benar-benar keputusan mereka. Mereka harus melihat kenyataan,’’ kataya kepada Fox News.
Kantor Emir Qatar mengungkapkan, Al Thani dan pemimpin Hamas membicarakan mediasi Qatar untuk segera mencapai gencatan senjata permanen di Gaza. Seorang sumber menyatakan, delegasi Israel telah terbang ke Qatar, mendirikan pusat operasional untuk perundingan.
Di sisi lain, Israel terus menyatakan tak akan mengakhiri perang hingga Hamas tercerabut sampai akar-akarnya. Sedangkan Hamas menegaskan pula, mereka tak akan membebaskan para sandera tanpa adanya kesepakatan dari Israel untuk mengakhiri perang.
‘’Kami berkomitmen penuh untuk menghapuskan Hamas dari muka bumi,’’ ungkap Menteri Ekonomi dan Industri Israel, Nir Bakat di sela pertemuan menteri WTO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Hamas pun tetap pada pendiriannya.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri, Senin, menyatakan kesepakatan gencatan senjata mensyaratkan diakhirinya agresi militer Israel, penarikan mundur dari wilayah pendudukan, memulangkan pengungsi, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pembangunan kembali Gaza.
Israel juga dalam tekanan sekutu dekatnya, AS untuk segera mencapai gencatan senjata, mengurungkan niatnya menggempur habis-habisan Rafah, kota yang ada di bagian selatan gaza. Namun, Netanyahu bersikukuh.
Ia mengatakan, serangan terhadap Rafah belum dihapus dari rencananya. Israel berencana untuk mengevakuasi warga sipil Gaza. Ditanya apakah serangan tetap dijalankan meski tanpa persetujuan Washington, Netanyahu menyampaikan jawaban tegasnya.
‘’Well, kami akan menjalankannya. Kami membuat keputusan sendiri, tentu saja. Kami akan melakukannya berdasarkan ide bahwa kami juga akan mengevakuasi warga sipil,’’ kata Netanyahu.