Houthi Tegaskan: Gaza Terus Diserang, Laut Merah Kian Bergejolak
DUBAI – Pemimpin Houthi yang bermarkas di Yaman menegaskan mereka akan lebih jauh meningkatkan serangan jika serangan Israel terhadap Gaza tak berhenti. Dengan demikian, Laut Merah yang dilalui kapal-kapal kargo komersial bisa kian bergejolak.
Dalam pidato yang disiarkan televise, pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi menyatakan,’’Kami akan terus meningkatkan eskalasi jika agresi brutal dan barbar terhadap Gaza tak berhenti,’’ katanya, Selasa (6/2/2024).
Serangan bakal meningkat pula jika warga Gaza dihalang-halang memperoleh bantuan kemanusiaan dan obat-obatan. Pada Selasa, Houthi menembakkan rudal ke dua kapal yang melintas di Laut Merah, menyebabkan kerusakan pada kedua kapal tersebut.
Kapal itu adalah Star Nasia milik Yunani dan Morning milik Inggris. Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea mengidentifikasi kapal milik Yunani berbendera Masrhall Islands itu sebenarnya memuat barang Amerika, yakni batu bara yang dibawa menuju India.
Houthi yang mengendalikan ibu kota Yaman dan wilayah-wilayah padat penduduk, meyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak November tahun lalu. Mereka beralasan, aksi merupakan solidaritas terhadap warga Palestina yang dibombardir militer Israel.
Tindakan Houthi menyebabkan perusahaan-perusahaan pengapalan mengalihkan rute yang semula menuju Terusan Suez melalui Laut Merah kini melalui Tanjung Harapan, Afrika. Operasi Houthi memicu patroli militer gabungan yang dipimpin AS.
Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui operasi militer AS dan Inggris gagal menghentikan aksi Houthi menyerang kapal-kapal komersial yang melintas di Laut Merah. Maka itu, ia akan terus melakukan serangan ke Houthi.
Pernyataan Biden disampaikan pada Kamis (18/1/2024) setelah AS melakukan serangan kelima terhadap target-target Houthi di Yaman. US Central Command (CENTCOM) dalam operasi militer kali ini mereka menghancurkan dua rudal antikapal.
Setelah militer AS mendeteksi rudal itu sebagai ancaman nyata bagi kapal-kapal niaga dan kapal AL milik AS. Saat ditanya reporter, apakah serangan terhadap Houthi berdampak, Biden mengakui mereka belum berhasil menghentikan Houthi di Laut Merah.
Kapal-kapal komersial yang berlayar di perairan tersebut masih terancam oleh keberadaan Houthi. ‘’Well, saat Anda apakah berjalan baik, apakah serangan itu menghentikan Houthi? Tidak. Apakah serangan itu akan dilanjutkan? Ya,’’ kata Biden seperti dilansir Aljazirah.
Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menyatakan Houthi mestinya memutuskan untuk menghentikan serangan di Laut Merah. ‘’Kami tak pernah mengatakan Houthi akan segera menghentikan aksinya tetapi kepentingan kami untuk menghentikan mereka,’’ katanya.
Singh mengeklaim militer AS telah mampu menghentikan kemampuan mereka secara signifikan sejak Kamis. Namun, ini bergantung mereka kapal memutuskan berhenti mengganggu kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah.
Menurut dia, AS mempertimbangkan tak berperang dengan Houthi dan operasi militer yang sekarang berjalan merupakan upaya mempertahankan diri. ‘’Kami tidak berpikir berada dalam sebuah perang. Kami tak ingin melihat terjadinya perang kawasan.’’
Houthi, ungkap dia, selama ini yang terus menembakkan rudal jelajah, rudal antikapal ke kapal-kapal komersial, pelaut yang tak bersalah yang hanya melewati Laut Merah. ‘’Anda tahu, 10-15 persen perdagangan dunia melalui perairan tersebut,’’ katanya.
Dalam sebuah pernyataan, Houthi meluncurkan rudal menagetkan kapal AS, Chem Ranger di Teluk Aden. ‘’Rudal kami langsung menghantam kapal tersebut,’’ demikian pernyataan Houthi setelah melakukan serangan.
Namun, CENTCOM mengeklaim Houthi memang menembakkan dua rudal ke kapal tanker milik AS, tetapi tak mengenai sasaran. n reuters/han