Siapa Sebenarnya Houthi? Benarkah Mereka Boneka Iran?
Houthi Serang Israel
Houthi menyatakan, serangan mereka terhadap rute pengapalan di Laut Merah menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina dan Hamas yang menghadapi pertempuran dengan Israel di wilayah Jalur Gaza. Hamas menyerang Israel 7 Oktober 2023, lalu Israel membalas.
Aksi Houthi telah mengganggu perdagangan internasional, memaksa pelayaran internasional memilih jalur lebih jauh, yang awalnya melalui Terusan Suez, tetapi kemudian mereka memutar ke Tanjung Harapan Afrika.
Dengan rute yang memutar dan lebih jauh, ini akan menyebabkan ongkos pengiriman melonjak dan memicu inflasi global baru. Pada Kamis (11/1/2024), AS dan Inggris memutuskan untuk menyerang target terkait Houthi di Yaman.
AS menyatakan Australia, Bahrain, dan Belanda mendukung operasi militer melawan Houthi ini. Mereka juga mengeklaim, serangan udara ini sebagai bagian dari upaya internasional untuk menegakkan kembali pelayaran perdagangan yang bebas.
Sebab, di rute kunci yang menghubungkan antara Asia dan Eropa ini dilintasi oleh sekitar 15 persen volume perdagangan dunia.
Apa Tujuan Serangan oleh Houthi?
Houthi disebut sebagai salah satu apa yang disebut Poros Perlawanan, aliansi kelompok bersenjata yang anti-Israel dan anti-Barat, yang memperoleh dukungan Iran. Selain Houthi, poros tersebut mencakup Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza, Palestina.
Hubungan dengan Iran
Houthi telah memupuk hubungan dengan Iran. Namun, tak jelas sedalam apa hubungan mereka. Koalisi pimpinan Saudi menuding Iran mempersenjatai dan memberikan pelatihan militer terhadap Houthi, yang dibantah Iran. Hizbullah juga dituding membantu Houthi.
Di satu sisi Iran menyanjung Houthi sebagai bagian dari poros perlawanan, para pakar Yaman menyatakan aksi Houthi didorong oleh agenda domestik meski memang mereka berbagi pandangan politik yang sama dengan Iran dan Hizbullah.
Houthi juga dengan tegas menyatakan mereka bukanlah boneka Iran dan mereka memerangi sistem pemerintahan yang korup di Yaman. (reuters/han)