ISIS Mengaku Pelaku Serangan Bom, Bagaimana Iran akan Membalasnya?
Teheran telah menegaskan akan membalas serangan paling berdarah sejak revolusi Islam pada 1979. Selain menewaskan hampir 100 orang, ledakan kembar itu melukai 284 orang lainnya, termasuk anak-anak yang ikut dalam peringatan kematian Soleimani.
‘’Balasan keras oleh tangan para tentara Soleimani akan mereka rasakan,’’ kata Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber saat berada di Kerman. Pemerintah Iran menyerukan kepada warganya melakukan aksi massa pada Jumat ini saat pemakaman korban dilakukan.
Garda Revolusi menyatakan serangan ini aksi pengecut untuk mengacaukan keamanan Iran. Presiden Iran Ibrahim Raisi menyebut serangan bom ini kejahatan mengerikan dan manusiawi. Pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ali Khamenei, menyerukan pembalasan.
Hal lebih detail motif serangan belum diketahui dengan terang benderang. Namun, Aaron Zelin, pakar di Washington Institute for Near East Policy, menyatakan tak kaget serangan dilakukan cabang ISIS berbasis di negara tetangga Iran, Afghanistan.
Mereka dikenal dengan sebutan ISIS Khorasan atau ISIS-K. Teheran, jelas dia, menuding ISIS-K berada di balik berbagai serangan dalam kurun lima tahun terakhir. Ia menambahkan, ISIS selama bertahun-tahun mengancam Iran.
Penyergapan yang dilakukan Taliban yang kini memerintah Afghanistan melemahkan kekuatan ISIS-K. Ini memaksa sejumlah anggota ISIS-K pindah ke negara lain. Namun, menurut sejumlah pejabat AS, kelompok ini masih terus melakukan operasi di luar Afghanistan.
‘’Meningkatnya fokus ISIS-K pada serangan eksternal mungkin perkembangan yang harus mendapatkan perhatian,’’ demikian laporan US National Counterterrorism Center yang dirilis Agustus 2023. AS juga telah membantah keterlibatannya dalam serangan Rabu itu.
Mereka juga meyakini sekutu dekat mereka, Israel, tak terlibat dalam serangan bom itu. Menurut AS, ledakan bom di Kerman merupakan serangan teroris yang terindikasi dari serangan-serangan sebelumnya dilakukan oleh ISIS. (reuters/han)