Pesan-Pesan Duka di Kain Kafan Warga Gaza
Mau tak mau, saat kondisi itu terjadi relawan akan mengafani empat hingga lima jenazah dalam satu kain kafan. Direktur RS Abu Yousef Al Najjar, Marwan Al-Hams menyatakan, kain kafan menandakan pula penderitaan di Gaza.
‘’Banyaknya syuhada membuat kain kafan jadi simbol atas perang ini serta paralel dengan warna bendera Palestina,’’ katanya. Warna putih kain kafan juga merujuk pernyataan Nabi Muhammad agar umatnya mengenakan pakaian putih dan membalut jenazah dengan kain putih.
Seorang dokter di sebuah rumah sakit di sebelah selatan Kota Rafah menuturkan, bantuan kain kafan dari negara-negara Arab biasanya berupa paket yang disertai dengan sabun, parfum, kapas, dan eucalyptus.
Abdel-Hamid Abdel-Atti, jurnalis setempat, menuturkan pemakaman pada masa perang ini berlangsung di tengah lokasi yang hancur dan kacau. Enam jasad yang dicintainya termasuk ibu dan saudara laki-lakinya harus ditarik dari puing-puing bangunan.
Keenam orang itu kehilangan nyawa akibat serangan Israel terhadap kamp pengungsian Al-Nusseirat, Gaza pada 7 Desember. Serangan itu menghantam bagian atas sebuah bangunan, para penghuninya saat itu dalam keadaan terlelap.
Atti memperoleh kafan dari rumah sakit dan membalutkannya ke jasad para saudaranya. ‘’Pertama, saya kafani saudara laki-laki saya, yang lainnya dibalut menggunakan selimut dan mengikatnya kencang. Kemudian membalutnya dengan kain kafan,’’ katanya.
Kesedihan meliputi Atti dan ia tak mengerti mengapa kerabat, saudara laki-laki, dan ibunya menjadi korban. ‘’Saya membalut mereka dengan kain kafan, saya tak mengerti apa kesalahan mereka. Mengapa Israel membunuh mereka saat mereka tidur dengan damai?’’ (reuters/han)