Home > Kabar Diplomasi

Quraish Shihab Sampaikan Pesan kepada Muslim Indonesia di AS

Menurut Quraish, perlu akal yang cerdas dan hati yang tajam untuk mengenal Allah sebagai Maha Pencipta dan yang menurunkan Alquran.
Prof. Dr. M. Quraish Shihab (Dok. KJRI San Francisco)
Prof. Dr. M. Quraish Shihab (Dok. KJRI San Francisco)

DIPLOMASI REPUBLIKA, SAN FRANCISCO -- Profesor Dr M Quraish Shihab, menyebutkan pentingnya keseimbangan penggunaan akal dan hati. Namun, ulama sekaligus cendikiaawan Muslim ini juga mengingatkan kita untuk menggunakan keduanya sesuai proporsinya. Ini ia sampaikan dalam acara daring yang diikuti ratusan warga Indonesia di Amerika Serikat (AS), Indonesia, serta beberapa negara lain seperti Arab Saudi dan Jepang, Sabtu (16/4) lalu.

“Perlu akal yang cerdas dan hati yang tajam untuk mengenal Allah sebagai Maha Pencipta dan yang menurunkan Alquran,” kata Quraish dalam keterangan tertulis yang diterima Diplomasi Republika.

Akal dan hati, kata Quraish, adalah karunia yang menjadi sarana untuk mengenal Allah melalui berbagai ciptaan-Nya yang dijelaskan dalam banyak kandungan Al Quran.

“Beri sedikit rasa saat kita gunakan akal agar tidak menjadi arogan, dan sebaliknya, beri sedikit akal saat kita gunakan hati agar tidak menjadi tersesat,” tambahnya saat menjelaskan salah satu karunia terbaik Allah bagi manusia adalah akal dan hati.

Pesan tersebut disampaikan Quraish dalam Kabar (Kajian Bareng) Ramadhan Volume 5, program kolaboratif KJRI San Francisco dan KJRI Los Angeles. Kegiatan Kabar Ramadhan tersebut mengangkat tema Alquran sebagai pencerah kehidupan. Ini seiring dengan peringatan turunnya Alquran (nuzulul Quran) pada bulan Ramadhan yang penuh dengan berbagai keunggulan.

Menurut Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi, momentum turunnya Al Quran penting bagi umat Islam untuk semakin mempelajari dan mendalami kesempurnaan kandungan Alquran. Ini meliputi konteks penguatan akidah, pendalaman pemahaman syariah dan ibadah, maupun muamalah.

Sedangkan menurut Konsul Pensosbud KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly, kajian rohani dalam bentuk tausyiah virtual ini merupakan bagian dari upaya bersama KJRI San Francisco dan KJRI Los Angeles. Tujuannya adalah untuk mengisi Ramadhan dengan berbagai kegiatan yang dapat mengjangkau luas ke seluruh warga Indonesia terutama umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa baik di Amerika Serikat maupun Tanah Air.

Kabar (Kajian Bareng) Ramadhan Volume 5, program kolaboratif KJRI San Francisco dan KJRI Los Angeles, Sabtu (16/4) lalu. (Dok. KJRI San Francisco)
Kabar (Kajian Bareng) Ramadhan Volume 5, program kolaboratif KJRI San Francisco dan KJRI Los Angeles, Sabtu (16/4) lalu. (Dok. KJRI San Francisco)

Berlangsung interaktif

Quraish mengingatkan pentingnya umat Islam selalu menjadikan Alquran sebagai petunjuk dan pedoman hidup. “Alquran sebagai wahyu Tuhan akan mendatangkan ketenangan hati bagi orang yang membacanya,” katanya.

Quraish menyampaikan beberapa pesan penting mengenai tujuan turunnya Al Quran sebagai petunjuk hidup, way of life, yang akan menjamin kebahagiaan hidup bagi yang meyakininya.

Dalam Alquran terdapat kandungan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut, di antaranya ajakan Tuhan kepada manusia untuk memperhatikan alam semesta, mempelajari tentang dirinya sebagai manusia, menguraikan berbagai peristiwa sejarah untuk pembelajaran ke depan, serta memberikan berbagai janji dan ancaman sebagai konsekuensi perilaku manusia di dunia.

“Alquran memberikan petunjuk dalam berbagai persoalan serta meletakkan tuntunan dasar bagi persoalan itu dan Muhammad SAW sebagai Rasul yang diutus-Nya memberikan penjabaran lebih lanjut untuk melengkapi apa yang disampaikan Tuhan dalam Alquran.” terangnya.

Acara tausyiah yang disampaikan Quraish Shihab berlangsung sangat interaktif. Banyak peserta mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan keyakinan akan kebenaran Alquran serta hubungannya dengan kitab agama lain dan hubungan antar-umat beragama.

Meski Alquran mengajarkan kebenaran bagi umatnya, Quraish mengingatkan umat Islam untuk tetap mengedepankan toleransi kepada pemeluk agama lain. Bersikap toleran berarti tetap teguh pada akidah dan ibadah sendiri namun tetap menjalin hubungan baik, menjaga perdamaian, kerukunan, dan keharmonisan dalam hubungan antar-umat beragama dan antar-manusia. Hal itu, menurut Quraish, sejalan dengan tuntunan Allah dalam satu firman-Nya yaitu Al Kafirun ayat 6, ‘Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku’. (yen)

× Image