Perpaduan Batik dan Ao Dai dalam 'Batik Week'
Diplomasi.Republika.co.id, HO CHI MINH CITY--Koleksi batik dan ao dai ditampilkan dalam pembukaan 'Batik Week', Ahad (3/4/2022). Perpaduan antara batik dan ao dai (baca oi yai) dapat menjadi simbol persahabatan antara Indonesia dan Vietnam.
Konjen RI, Agustaviano Sofjan mengatakan, kerja sama budaya kedua bangsa tetap terjalin kuat bahkan di tengah pandemi, salah satu bentuknya melalui proses membuat batik. "Cara membuat batik dapat meningkatkan pengenalan masyarakat Vietnam akan tradisi batik di Indonesia," ujarnya saat membuka 'Batik Week' di Ao Dai Exhibition di tengah kota Paman Ho, seperti dikutip Kemlu.go.id (5/4/2022).
Dia mencontohkan, perpaduan antara batik dan ao dai dapat menjadi simbol persahabatan dari kedua negara. 'Batik Week' memperlihatkan perpaduan dua budaya, yaitu batik asal Indonesia dan ao dai, yang merupakan baju tradisional asal Vietnam.
Perpaduan tersebut ditampilkan dalam acara peragaan busana. Kali ini peragaan koleksi batik dan ao dai mengambil tema “a crossroads between two heritages".
Kegiatan 'Batik Week' diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh City (HCMC). Kegiatan tersebut mendapatkan sambutan yang semarak dari hadirin, yang terdiri atas pejabat tinggi Vietnam di HCMC, konsul jenderal negara asing, tamu undangan, dan puluhan mahasiswa Vietnam.
Salah satu baju perpaduan batik dan ao dai menjadi pusat perhatian para tamu. Baju ini dirancang khusus oleh KJRI dan Batik House Indonesia. Baju dibuat dengan model ao dai, tapi motifnya batik dan bahannya berasal dari Indonesia.
'Batik Week' merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memperkenalkan batik kepada masyarakat Vietnam di Ho Chi Minh City dan sekitarnya. Batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia (intangible cultural heritage) telah diakui oleh UNESCO sejak 2009.
Kegiatan dalam 'Batik Week' turut menghadirkan Venny Afwani Alamsyah sebagai ahli batik. Dia akan menjelaskan sejarah batik dan proses membuatnya, termasuk memperkenalkan budaya Indonesia lainnya kepada masyarakat lokal.
Yang tak kalah menarik adalah keberadaan workshop membatik. Praktik singkat membatik diikuti puluhan generasi muda Vietnam. Tiap-tiap peserta yang hadir dapat merasakan langsung proses membuat batik-tulis dengan tangan sendiri.
Para peserta workshop tampak menikmati proses membatik saat menggunakan canting. Mereka berusaha untuk mengikuti pola yang telah ada atau bahkan ada yang kreatif dengan membuat pola sendiri.
Setelah melalui pewarnaan, tidak sedikit yang menyatakan kekagumannya. Kain yang tadinya terlihat polos lalu berubah sesuai dengan warna dan pola yang tercipta dari proses membatik.
Kegiatan dalam 'Batik Week' akan dilanjutkan beberapa hari ke depan untuk mengenalkan batik ke kalangan a kademisi, pemerintah setempat, pengusaha, serta para ekspatriat asing yang tinggal di HCMC. (rin)