Inovasi Teknologi Transportasi Bersih Swedia Jadi Showcase KTT G-20
DIPLOMASI REPUBLILKA, STOCKHOLM -- Aspek inovasi teknologi transportasi bersih Swedia bakal menjadi showcase di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Indonesia pada November. Ini disepakati dalam Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-7 antara delegasi Indonesia dan Swedia, 25 Maret 2022.
Delegasi RI dipimpin oleh Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Ngurah Swajaya, dan diperkuat oleh Dubes RI Stockholm beserta jajaran KBRI Stockholm dan Dit Eropa II Kemenlu RI. Delegasi Swedia dipimpin oleh Dirjen Asia Pasifik Kemenlu Swedia, Niclas Kvarnström, dan terdiri dari Dubes Swedia untuk Indonesia dan unsur Kementerian Luar Negeri Swedia.
Dirjen Swajaya juga melakukan pertemuan dengan State Secretary Kemlu Swedia, Robert Rydberg. Kedua pihak membahas Global Blended Finance Alliance yang merupakan inisiatif Indonesia pada G-20, dukungan Swedia pada inisiatif tersebut, serta hubungan Indonesia dengan Uni Eropa.
Pada 24 Maret, Dirjen Swajaya mengawali rangkaian kunjungannya di Swedia dengan bertemu CEO Syntronic, Björn Östlund, beserta jajaran di kantor pusat Syntronic, di Kota Gävle, sekitar 150 km utara Stockholm. Syntronic merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi dan layanan jasa riset teknologi tinggi.
“Ini merupakan kesempatan baik baik bagi Syntronic untuk terus mengembangkan usahanya di Indonesia, mulai dari layanan logistik hingga mendirikan pusat riset dan pengembangan kelas dunia,” demikian dijelaskan Björn Östlund kepada delegasi RI, dalam keterangan yang diterima Diplomasi Republika, Senin (28/3/2022).
Syntronic saat ini memiliki pabrik perbaikan dan pemeliharaan barang-barang teknologi tinggi, seperti base trans-receiver station 5G, seluas 3.000 m2 yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Ke depannya, Syntronic berencana mengembangkan usahanya di Indonesia untuk menjadi pusat perbaikan dan pemeliharaan terbesar di ASEAN.
Syntronic meyakini Indonesia akan menjadi salah satu pusat rantai pasokan global terbesar di dunia di masa mendatang. Sejumlah perusahaan Swedia yang juga ditemui oleh Dirjen Swajaya, antara lain SKF dan Brighter.
Pada pertemuan dengan SKF, dibahas ekonomi sirkular pada sektor manufaktur, kaitan erat pendidikan vokasi dan industri serta ekspansi SKF di Indonesia. Dalam pertemuan dengan CEO Brighter, perusahaan memperagakan inovasi alat kesehatan dan kiprah perusahaan tersebut di Indonesia.
Dengan semakin meningkatnya penggunaan telemedicine di tengah pandemi di Indonesia, inovasi teknologi kesehatan semakin dibutuhkan. Namun, hal tersebut juga harus dibarengi dengan perubahan mindset masyarakat dan tenaga kesehatan. Ruang terobosan itulah yang berusaha dipenuhi oleh Brighter di Indonesia.
Indonesia dan Swedia telah menjalin hubungan bilateral sejak 1950. Swedia adalah mitra dagang Indonesia terbesar di wilayah Nordik dan wisatawan dari Swedia menempati urutan ke-4 terbesar dari Uni Eropa sepanjang tahun.
Berdasarkan data dari BPS, total perdagangan kedua negara mengalami peningkatan sebesar 32 persen pada 2021 diikuti dengan kenaikan ekspor Indonesia ke Swedia sebesar 40 persen. Pada 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN dan pada saat yang bersamaan Swedia akan menjabat presidensi Uni Eropa. (yen)