Home > Corner

Epos India dalam Sastra Melayu Lama, Termasuk Mahabharata dan Ramayana?

Hikayat ini banyak memiliki saduran dan beberapa versi.
Mahabharata (wikimedia)
Mahabharata (wikimedia)

DIPLOMASI REPUBLIKA,--Pengaruh India pada masa lampau sangat erat kaitannya dengan budaya Melayu. Tak terkecuali pengaruhnya terhadap kesusatraan Melayu lama. Cerita kepahlawanan India begitu memukau masyarakat Melayu kala itu. Dua kisah yang populer adalah kisah Ramayana dan Mahabharata yang banyak diadaptasi ke dalam sastra Melayu lama.

Liaw Yock Fang—ahli kesusastraan Melayu lama—menyebutkan bahwa Ramayana merupakan kavya, yakni puisi yang digunakan untuk memberi ajaran moral kepada para pemuda. Ajaran tersebut luas sekali, seperti darmasastra (ajaran moral), arthasastra (ajaran politik dan peperangan), dan nitisastra (ajaran cara hidup yang mudah). Ramayana juga merupakan cermin hidup orang Arya yang idealis. Bahkan, tokoh Rama dianggap sebagai lambang anak yang taat, saudara yang ramah, dan suami yang penuh kasih sayang. Ia juga lambang kesatria yang gagah berani serta raja yang adil dan idealis.

Dalam sastra Melayu lama, cerita Ramayana dikenal dengan judul Hikayat Sri Rama. Menurut Liaw Yock Fang dalam Sejarah kesusastraan Melayu klasik (1991), ada dua versi Hikayat Sri Rama. Versi pertama diterbitkan oleh Roorda van Eysinga tahun 1843, sedangkan versi kedua diterbitkan oleh WG Shellabear.

Untuk versi Roorda, Hikayat Sri Rama tidak bertanggal dan diduga sebagai naskah yang tertua edisi berbahasa Melayu. Alur ceritanya pun mendekati Ramayana versi Valmiki. Sementara itu, Hikayat Sri Rama versi Shellbear tersimpan di Perpustakaan Bodleian, Oxford, sejak tahun 1633. Dalam versi ini sudah terdapat pengaruh Islam dan agak melenceng dari cerita Ramayana Valmiki.

Selain Ramayana, Mahabharata juga merupakan epos India yang terkenal. Menurut Liaw Yock Fang, inti cerita Mahabharata adalah sejarah bangsa Bharata yang terdiri atas 24.000 seloka.

Lalu, apa yang dimaksud dengan seloka? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, seloka adalah jenis puisi yang mengandung ajaran (sindiran atau nasihat). Puisi jenis ini sering disebut sebagai pantun yang saling terkait dan biasanya ditemukan pada naskah lama.

Mahabharata mengandung ajaran filsafat, undang-undang, syair petapa, atau dongeng-dongeng didaktis. Sama seperti Ramayana, Mahabharata juga merupakan darmasastra karena di dalamnya menerangkan kewajiban manusia yang mencakup raja, kesatria, brahmana, ataupun kasta-kasta lain dalam masyarakat.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa kisah Mahabharata ini berdasarkan sejarah. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Mahabharata adalah syair simbolis yang memperlihatkan antara terang matahari dan gelapnya malam. Bahkan, ada yang berujar bahwa Mahabharata merupakan perjuangan dua dasar, yaitu dharma dan nondharma, baik dan buruk, adil dan zalim, dan sebagainya.

Mahabharata dalam sastra Melayu lama terwujud dalam Hikayat Pandawa. Hikayat ini dianggap paling populer karena banyaknya naskah yang beredar pada masa lampau. Judulnya pun tidak melulu Hikayat Pandawa, tetapi bisa berjudul Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Pandawa Jaya, atau Pandawa Panca Kelima. Bahkan, ada pula naskah yang ceritanya agak melenceng dari cerita Pandawa pada umumnya, yaitu Hikayat Pandawa Lebur, Hikayat Darmawangsa, dan Hikayat Angkawijaya.

Ada juga yang berpendapat bahwa cerita Pandawa dalam sastra Melayu lama merupakan saduran dari syair Jawa kuno atau kekawin. Misalnya, Hikayat Sang Boma disadur dari Kekawin Bhomakawya, atau Hikayat Perang Pandawa Jawa disadur dari Kekawin Bharata Yudha. Bahkan, Kekawin Ghatotokacasraya dan Kekawin Arjuna Wiwaha terdapat dalam Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Panca Kelima.

Ramayana dan Mahabharata begitu populer dalam dunia sastra Melayu lama. Selain ceritanya yang menarik, dua kisah dari India ini juga menampilkan nilai-nilai yang baik untuk masyarakat Melayu pada saat itu. Tak heran bahwa hikayat ini banyak memiliki saduran dan beberapa versi. (lur)

× Image