Kesusastraan Rakyat dalam Sastra Melayu Lama: Awalnya Lisan Lalu Tulisan
DIPLOMASI REPUBLIKA--Berbicara mengenai sastra lama atau sastra tradisional tak lepas dari tradisi kesusatraan yang ada di tengah masyarakat. Biasanya kesusastraan rakyat dalam sastra lama dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi, misalnya dari yang tua kepada yang muda, dari orang tua kepada anaknya. Kadang kala tukang cerita yang biasanya tidak pandai membaca dan menulis juga menuturkan cerita-cerita rakyat kepada penduduk kampung.
Dalam tradisi kesusastraan Melayu seperti dikutip dari Sejarah kesusastraan Melayu klasik 1 (1991), batas antara sastra rakyat dan sastra yang tertulis tidaklah terlalu jelas. Salah satu contohnya adalah Cerita Pelanduk yang sebenarnya cerita rakyat, tetapi atas perintah bangsawan atau raja, cerita tersebut dikumpulkan, kemudian ditulis. Begitu juga, dengan cerita Hang Tuah yang konon bermula dari cerita rakyat, tetapi atas perintah kerajaan akhirnya cerita rakyat itu ditulis.
Sastra rakyat atau yang dikenal dengan tradisi lisan mencakup banyak bidang, seperti cerita-cerita, ungkapan, peribahasa, nyanyian, tarian, undang-undang, teka-teki permainan, kepercayaan, dan perayaan. Liaw Yock Fang—ahli sastra lama Melayu—membagi cerita rakyat dalam empat jenis, yaitu cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita pelipur lara. (lur)