Home > Mancanegara

Gaza Butuh Aksi Nyata Bukan Sekadar Kata-Kata

Mereka mendesak masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Warga Palestina memeriksa kerusakan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (8/11/2023). (AP Photo/Mohammed Dahman)
Warga Palestina memeriksa kerusakan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (8/11/2023). (AP Photo/Mohammed Dahman)

DIPLOMASI REPUBLIKA, RIYADH – Presiden Iran Ibrahim Raisi menegaskan sekarang ini masanya untuk lebih menekankan aksi dibandingkan sekadar mengeluarkan kata-kata untuk mengatasi permasalahan di Gaza, Palestina. Sampai saat ini Gaza dibombadir Israel yang menewaskan puluhan ribu orang.

‘’Gaza bukanlah arena untuk kata-kata, Gaza membutuhkan aksi nyata. Makanya, saat ini, persatuan negara Islam sangat penting’’ kata Raisi di bandara Teheran sebelum berangkat menuju Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri pertemuan negara-negara Islam, Sabtu (11/11/2023).

Perjalanan Raisi merupakan kunjungan pertama Iran ke Riyadh setelah kedua negara terlibat dalam perseterun sengit kemudian sepakat melakukan rekonsiliasi pada Maret lalu, yang dimediasi oleh Pemerintah Cina.

Soal penyerangan terhadap Gaza, Raisi mengungkapkan AS selama ini menyatakan tak ingin perang meluas dan mengirimkan pesan ini ke Iran dan negara lainnya. ‘’Namun, pernyataan ini tak sejalan dengan tindakan AS sendiri,’’ katanya menegaskan.

Mesin perang di Gaza, jelas dia, merupakan tangan-tangan Amerika yang mencegah gencatan senjata di Gaza serta memperluas perang di sana. Dunia mestinya melihat wajah AS yang sebenarnya, yang menyebabkan kondisi memprihatinkan di Gaza.

Menlu Iran Hossein Amirabdollahian yang mendampingi Raisi juga menegaskan, "Pertemuan ini akan mengirimkan pesan kepada para penghasut perang di kawasan dan penghentian kejahatan perang di Palestina.’’

Pertemuan para pemimpin negara Islam di Saudi, Sabtu, menyerukan diakhirinya serangan di Gaza dan menolak pembenaran serangan yang dilakukan Israel sebagai bela diri. Mereka mengecam agresi militer Israel ke Gaza.

Mereka menyebutnya sebagai kejahatan perang dan barbar serta merupakan pembantaian yang dilakukan pemerintahan penjajah. Dalam pertemuan Riyadh, mereka mendesak masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Para pemimpin itu meminta Dewan Keamanan PBB menetapkan resolusi mengikat untuk menghentikan agresi militer Israel ke Gaza. Sebenarnya, pertemuan di Riyadh awalnya hanya ingin melibatkan Liga Arab dengan 22 anggotanya.

Namun, pertemuan diperluas dengan mengikutsertakan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang berisikan 57 negara, yang juga termasuk di dalamnya anggota Liga Arab juga. Hashem Ahelbarra dari Aljazirah menyatakan tanpa konsensus hasil pertemuan itu tak ada gunanya.

‘’Orang-orang paham Israel tak peduli pada pertemuan pemimpin OKI dan Liga Arab. Saat Anda melihat komunikenya, diketahui bahwa pemimpin Arab dan Muslim tak punya mekanisme untuk mendorong gencatan senjata dan koridor kemanusiaan,’’ demikian dikutip Aljazirah.

Dalam pembukaan pertemuan, Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) menyerukan agar segera dihentikan operasi militer Israel di Gaza dan dibebaskannya semua sandera dan tahanan. ‘’Ini bencana kemanusiaan yang membuktikan komunitas internasional.’’

Dewan Keamanan PBB, jelas dia, mesti mengakhiri pelanggaran jelas Israel terhadap hukum-hukum internasional. Ia menegaskan pula agar diakhirinya standar ganda yang dilakukan oleh dunia dalam peristiwa penyerangan Israel terhadap Gaza. (fer/reuters)

× Image