Jenis Basa dalam Bahasa Sunda, Ada Basa Cohag Hingga Basa Lemes
DIPLOMASI REPUBLIKA-- 'Basa' dalam bahasa Sunda berarti bahasa. Berdasarkan ensiklopedi Sunda, ada lima jenis basa yang digunakan dalam berkomunikasi di kalangan masyarakat Sunda secara umum. Apa saja?
1. Basa budak
Bahasa kanak-kanak. Biasanya digunakan oleh anak-anak atau orang tua ketika bercakap-cakap dengan anaknya. Namun, bahasa ini tidak boleh dipergunakan kepada sesama orang dewasa meski kata-katanya dianggap halus. Jumlah kosakatanya pun tidak banyak dan terbatas. Contohnya papah (berjalan), tatih (berdiri), uih (pulang), acing (celana), dan lainnya.
2. Basa cohag
Disebut juga basa loma. Bahasa yang juga dipergunakan dalam pergaulan akrab (dalit). Bahasa yang dituturkan cenderung termasuk kata-kata kasar, tapi oleh penerima tidak dianggap merendahkan.
3. Basa kasar
Menurut undak usuk basa (tingkat-tingkat bahasa), basa ini bahasa sehari-hari, tetapi tergolong kasar dan tidak sopan.
4. Basa lancaran
Bahasa yang dipergunakan sehari-hari. Basa lancaran berlainan dengan basa ugeran (puisi) yang memiliki arti berlapis-lapis atau bersifat ambigu.
5. Basa lemes
Bahasa halus. Biasanya bahasa ini dipergunakan kepada orang yang lebih tua, lebih tinggi kedudukannya, ataupun orang yang baru dikenal, juga untuk membicarakan orang yang dihormati.
Ada pula basa lemes pisan (bahasa halus sekali), yang biasanya ditujukan kepada yang paling dihormati ataupun kepada-Nya. Jumlah kata-katanya hanya belasan. Berbeda dengan basa lemes biasa yang mencapai ratusan.
Basa lemes untuk diri sendiri kalau sedang berbicara dengan orang yang dianggap tinggi kedudukannya, disebut basa sedeng (bahasa sedang).
Basa lemes dusun, yakni bahasa halus kampung yang belum masuk standar. Biasanya digunakan oleh orang yang tidak mengetahui undak-usuk basa. Contohnya, minggon (minggu/pekan) dan babantos (babantu/membantu). Basa lemes dusun yang sudah diterima sebagai basa lemes standar, antara lain 'tatanggi' (tetangga) dan 'sakedik' (sedikit). (rin)