Sejak Dapat Status Warisan Dunia UNESCO, Planetarium Ini Diserbu Pengunjung
DIPLOMASI REPUBLIKA, FRANEKER-- Sejak sebulan lalu Planetarium Eise Eisinga (Royal Eise Eisinga Planetarium) di Franeker, Belanda, ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO, pengunjung museumnya membeludak. Tiket daring sudah penuh dipesan oleh mereka yang penasaran dengan planetarium tersebut.
“Ini luar biasa,” kata Direktur Planetarium, Adrie Warmenhoven. Planetarium, yang mampu menampung 480 pengunjung setiap hari, telah beroperasi dengan kapasitas penuh terlebih saat akhir pekan.
Dia mengatakan ada lonjakan pengunjung sejak planetarium mendapat status Warisan Dunia UNESCO. Bukan hanya orang-orang Frisia, melainkan juga seluruh Belanda yang berbondong-bondong datang ke museum sains itu. Menurut Warmenhoven, pemberitaan mengenai status tersebut yang masif membuat dia tidak terlalu terkejut dengan bertambahnya pengunjung.
Direktur planetarium itu memperkirakan akan lebih banyak pengunjung asing yang mulai datang pada tahun 2024. Dia mengatakan sedang mendiskusikan soal cara mempromosikan situs tersebut, seperti melalui pendidikan dengan memasok materi ke sekolah. "Dan kami sedang memikirkan bagaimana dapat membuat lokasi kami lebih menarik bagi pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri,” katanya, seperti dikutip nltimes, Jumat (27/10/2023).
Planetarium Eise Eisinga di Franker, Friesland, telah dinyatakan sebagai situs Warisan Dunia. Organisasi PBB dalam hal ini, UNESCO, memasukkan model tata surya ke dalam daftar yang bergengsi itu. Dengan demikian, planetarium tersebut menjadi warisan dunia yang ke-13 UNESCO di Belanda.
Royal Planetarium Eise Eisinga adalah planetarium tertua di dunia. Pemiliknya, Eise Eisinga (1744-1828). Dia adalah seorang pengusaha yang menggemari bidang astronomi. Antara tahun 1774 dan 1781, ia menciptakan kembali miniatur tata surya di langit-langit ruang tamunya. Eisinga membuat enam planet yang dikenal pada saat itu, seperti Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, dan Saturnus.
Pihak planetarium mengatakan senang atas pengakuan UNESCO. Proses mengajukan permohonan status Warisan Dunia dimulai pada tahun 2003. "Planetarium ini adalah warisan terbaik,” kata Menteri Luar Negeri Gunay Uslu, yang bertanggung jawab atas kebijakan warisan budaya.
Menurut dia, keunikannya tidak tergantikan, tetapi yang juga penting adalah kisahnya yang 'melampaui' Belanda. Dia menambahkan bahwa Eisinga membangun planetarium untuk menghilangkan rumor dengan bukti ilmiah. "Itu membuatnya masih relevan," katanya. (rin)