DIPLOMASI REPUBLIKA, RIYADH-- Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa perang antara Israel dan Hamas telah memengaruhi perekonomian kawasan.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengungkapkan dampak perang sudah tampak di beberapa negara. “Anda melihat negara-negara jiran, seperti Mesir, Lebanon, Yordania, di sana dampaknya sudah terlihat,” katanya dalam forum Future Investment Initiative (FII) di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada Rabu (25/10/2023).

Menurut dia, IMF turut prihatin dengan hilangnya nyawa secara tragis dalam perang. "Juga kehancuran serta berkurangnya aktivitas ekonomi akibat konflik yang terus berkecamuk," katanya seperti yang dilaporkan Aljazirah.

“Apa yang terjadi di Timur Tengah, terjadi pada saat pertumbuhan melambat dan suku bunga tinggi serta biaya pembayaran utang meningkat karena Covid dan perang,” katanya menambahkan.

Kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Kemudian, Israel membalasnya dengan melakukan pengeboman tanpa henti terhadap Gaza, Palestina. Israel juga memblokade akses darat, laut, dan udara. Kementerian Kesehatan Gaza mendata bahwa sejauh ini 5.791 orang telah meninggal dunia di wilayah yang terkepung.

Georgieva berbicara sehari setelah Wall Street mengatakan kepada forum tersebut bahwa perang ini dapat memberikan pukulan telak terhadap perekonomian global, terutama jika perang tersebut melibatkan negara lain.

Dia pun menjelaskan potensi kerugian ekonomi bagi negara-negara di kawasan tersebut. “Ada negara-negara yang bergantung pada pariwisata, dan ketidakpastian dapat mematikan arus masuk wisatawan,” katanya.

Sementara itu, ketika berbicara kepada media Israel pada hari Rabu, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan kerugian langsung dari perang Israel di Gaza adalah sekitar 1 miliar shekel (246 juta dolar AS) per hari.

Namun, dia tidak memperkirakan dampak tidak langsungnya terhadap perekonomian, yang sebagian lumpuh akibat perang tersebut. (zed)