Perintis Batik Bantengan Gencarkan Regenerasi Pembatik
DIPLOMASI REPUBLIKA, BANTUL -- Kota Batu, Malang, Jawa Timur, memiliki tradisi yang khas pada seni pertunjukan, yakni Bantengan, tetapi tidak dengan tradisi seni batiknya. Kecintaan pada seni bantengan yang kemudian mendasari Anjani Sekar Arum (32 tahun) untuk mengembangkan motif bantengan untuk menjadi motif khas batik di Kota Batu. Hasil kreasi Anjani dikenal sebagai batik Bantengan.
Kreasi motif kain batik Bantengan yang dibuat Anjani dipopulerkan lewat sanggar batik Andaka yang berdiri pada 2014. Kreasi batiknya itu kemudian membawa Anjani untuk mengikuti berbagai pameran internasional di luar negeri.
Namun, dia tidak berpuas diri. Anjani tengah menggencarkan regenerasi pembatik. Seperti yang diberitakan Republika (24/10), kelangkaan pembatik menjadi faktor krusial di sentra-sentra batik.
Dia mendirikan Komunitas Pembatik Cilik di Kota Batu. Selain untuk melestarikan batik sebagai budaya Indonesia, Anjani yang memegang hak paten batik Bantengan ini berupaya juga mewariskan pengetahuan dan mengajarkan mereka untuk menjadi wirausaha muda. Namun, dia mengutamakan agar anak-anak itu dapat mencintai budaya khas daerahnya dan melestarikan pengetahuan sebagai pembatik untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Peraih SATU Indonesia Awards 2017 ini melatih anak-anak untuk menjadi pembatik di sanggarnya, yang hingga kini beberapa di antara mereka sudah menjadi pembatik aktif. Anak-anak dibebaskan untuk berkreasi dan berlatih dengan waktu yang fleksibel di luar jam belajar. Para pembatik cilik itu pun tergabung dalam komunitas yang dibentuk pada 2021.
Kemampuan para pembatik cilik ini tidak diragukan lagi. Mereka mampu menghasilkan produk batik tulis berkualitas. Selain itu, mereka juga dilibatkan dalam mempromosikan budaya batik melalui kampung wisata edukasi batik pembatik cilik di Padukuhan Gunting, Kalurahan Gilangharjo. (rin)