Karena Kritik Serangan Israel ke Gaza, CEO Web Summit Mundur
DIPLOMASI REPUBLIKA, NEW YORK – Chief Executive Officer (CEO) Web Summit, Paddy Cosgrave, memutuskan untuk mundur dari jabatannya, Sabtu (21/10/2023). Penyebabnya adalah penyataan dia di media sosial yang dianggap pro Palestina bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang. Dia pun mendapat serangan karena pernyataannya tersebut.
Cosgrave adalah pengusaha Irlandia yang juga pendiri Web Summit, perusahaan yang mengorganisasi konferensi teknologi terbesar di dunia setiap tahun. Sebagai dampaknya, Web Summit menghadapi penarikan diri perusahaan besar, termasuk Intel, Meta, dan Google dari konferensi teknologi bulan depan itu.
Juru bicara Web Summit menyatakan via surat elektronik kepada Associated Press (AP), pihaknya menunjuk CEO baru dan konferensi teknologi tetap berjalan bulan depan sesuai rencana. Konferensi rencananya berlangsung di Lisbon, Spanyol.
Cosgrave meminta maaf atas pernyataan pribadinya yang telah mengganggu konferensi, tim, sponsor, startup, perusahaan, serta peserta konferensi. ‘’Saya meminta maaf atas dampak pernyataan saya,’’ katanya seperti dilansir AP, Ahad (22/10/2023).
Padahal, Cosgrave menyampaikan pula pesan panjang yang mencela serangan Hamas dan meminta maaf atas postingan pernyataannya di X, yang sebelumnya adalah Twitter, meski ia tetap mempertahankan pandangan umumnya atas konflik Palestina-Israel ini.
Postingan Cosgrave sebelumnya di akun X-nya pada 13 Oktober 2023 menyatakan dia terguncang atas retorika dan aksi banyak pemerintah dan pemimpin Barat, dengan pengecualian Pemerintah Irlandia, yang bersikap benar menurutnya. Ini merujuk pada serangan Israel ke Gaza.
‘’Kejahatan perang adalah kejahatan perang meski dilakukan oleh para sekutu dan mestinya menyerunya untuk menghentikannya,’’ kata Cosgrave. Dua hari kemudian ia memperbarui postingan-nya dan menekankan apa yang Hamas lakukan keterlaluan dan menjijikkan.
Namun, ia menambahkan pula, ’’Israel memiliki hak untuk membela diri, tetapi seperti yang sudah saya katakan, Israel tak berhak melanggar hukum internasional.’’ Lalu, ia menyampaikan surat permohonan maaf yang diunggah pada 17 Oktober 2023.
Surat ini di-posting di blog Web Summit dan akun X Cosgrave. ’’Apa yang dibutuhkan saat ini adalah rasa kasih sayang dan saya tak melihatnya. Tujuannya saya adalah dan selalu mendorong adanya perdamaian,’’ katanya menegaskan.
Ia menambahkan, ’’Saya juga meyakini, dalam membela diri, Israel semestinya menghormati hukum internasional dan Konvensi Jenewa, di antaranya tak melakukan kejahatan perang. Ini berlaku bagi semua negara manapun dalam perang apa pun.’’
Tak satu negara pun yang boleh melanggar hukum internasional tersebut mesti korbannya melanggarnya. Dalam postingan terakhir Cosgrave di akun X-nya, ia mengatakan, ’’Selamat tinggal. Perlu beberapa waktu untuk berhenti dari platform ini.’’
Kelompok advokasi Islam mengungkapkan, kebanyakan respons perusahaan-perusahaan besar mengabaikan penderitaan rakyat Gaza. Padahal, ribuan warga Gaza meninggal akibat serangan udara yang dilakukan Israel.
Mundurnya Cosgrave menjadi contoh nyata dampak perang Israel-Hamas menyebar ke tempat kerja. Banyak pimpinan perusahaan membela Israel, pekerjanya simpati ke Palestina. Namun, para pemimpin perusahaan menciptakan suasana menakutkan bagi para karyawannya yang ingin mengekspresikan dukungannya kepada Palestina. (fer/AP)