Ambisi Israel Menumpas Hamas Lewat Serangan Darat ke Gaza
DIPLOMASI REPUBLIKA, GAZA – Israel telah menyerukan serangan darat ke Gaza dan mendorong warga Palestina mengungsi dari wilayah utara ke wilayah selatan Gaza. Mereka bertekad untuk menghapus Gaza dari muka bumi.
Seperti dikutip BBC pada Ahad (15/10/2023), invasi darat ke Gaza akan melibatkan pertempuran dari rumah ke rumah dan berisiko bagi warga sipil. Serangan udara Israel, setidaknya merenggut ratusan nyawa dan membuat 400 ribu warga Gaza meninggalkan rumah.
Selain itu, militer Israel juga mendapatkan tambahan tugas untuk menyelamatkan sekitar 150 sandera, yang berada di lokasi yang belum diketahui di seantero Gaza. Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi menegaskan pasukannya akan menggulingkan Hamas.
Namun, akankah ambisi Israel untuk menumpas Hamas terpenuhi?
Pengamat militer Army Radio Israel, Amir Bar Shalom, menyampaikan kemungkinan yang bisa terjadi. ’’Saya pikir Israel tak bisa menumpas seluruh anggota Hamas karena ide mereka. Namun, Anda bisa melemahkannya agar tak lagi mempunyai kemampuan operasional.’’
Kelompok sayap militer Hamas, Brigade Izzedine al-Qassam menyatakan siap menghadapi serangan darat Israel. Rencana sudah disiapkan. Mereka bisa menggunakan jaringan terowongan untuk menyerang pasukan Israel.
Jika menilik sejarah, pada 2014, batalion infanteri Israel mengalami kekalahan besar akibat ranjau anti-tank, penembak jitu Hamas.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian melakukan lawatan ke sejumlah negara Timur Tengah. Pada Sabtu (14/10/2023), ia bertemu pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Doha, Qatar. Mereka membahas serangan Hamas ke Israel.
Kedua belah pihak juga sepakat meneruskan kerja sama untuk mencapai tujuan Hamas. Demikian pernyataan Hamas setelah pertemuan. Pada kesempatan itu, Amirabdollahian memuji serangan Hamas ke Israel sebagai ‘kemenangan bersejarah’.
Sebelumnya, Amirabdollahian bertemu utusan khusus untuk perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland di Beirut, Lebanon pada hari yang sama. Mengenai pertemuan tersebut, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyampaikan sejumlah penjelasan.
‘’Semua pertemuan Wennesland membahas upaya diplomatik untuk membebaskan sandera, mengamankan akses kemanusiaan, dan mencegah melebarnya konflik ke wilayah lain. Ini termasuk pertemuan baru-baru ini di Lebanon,’’ ujarnya.
Melalui media sosial X, utusan Iran di PBB mengingatkan jika Israel tak menghentikan kejahatan perang dan aksi genosidanya, situasi akan tak terkendali dengan dampak luar biasa. Iran sebelumnya menegaskan akan merespons jika Israel melakukan serangan darat ke Gaza.
Israel siap-siap meluncurkan serangan darat terhadap Hamas di Gaza, setelah warga Gaza mengungsi ke wilayah selatan yang berbatasan dengan Mesir. Israel menyerukan akan melenyapkan Hamas sebagai balasan serangan kelompok pejuang pekan lalu.
AS selama ini berupaya agar Iran tak terlibat dalam konflik di Timur Tengah ini. AS juga menggalang diplomasi internasional agar perang saat ini tak melebar ke wilayah lainnya, khususnya di Lebanon yang pada akhirnya memicu perang regional.
Hizbullah kelompok bersenjata di Lebanon yang disokong Iran, berkali-kali bentrok dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon dalam beberapa pekan terakhir ini. Sebelumnya, yakni pada 2006, keduanya terlibat pertempuran selama sebulan. (fer/reuters)