Tolak 10 Tank Jerman, Ukraina Masih Keluhkan Kualitas dan Kuantitas Senjata
DIPLOMASI REPUBLIKA, BAKHMUT –Tentara Ukraina yang bertahan di sebuah bungker dekat Bakhmut, mengeluhkan senjata yang mereka miliki. Padahal, mereka memerlukan lebih banyak senjata untuk melakukan serangan balik ke Rusia. Apalagi, pasukan Ukraina terus bergerak ke Bakhmut, kota di bagian timur yang dikuasai Rusia sejak Mei silam
Pasukan Ukraina kini mengandalkan peluncur roket era Soviet dan memimpikan yang lebih canggih, seperti High Mobility Artillery Rocket System (Himars) buatan AS. ‘’Segalanya lebih cerah, lebih menarik jika kami punya Himars,’’ kata tentara yang hanya menyebut namanya Denys seperti dilansir Reuters, Rabu (20/9/2023).
Dia menjelaskan bahwa kalaupun bukan Himars, paling tidak Vampires, peluncur roket produk Republik Ceska. Barat telah menyuplai senjata bernilai miliaran dolar AS sejak 19 bulan lalu. Sejumlah pasukan Ukraina juga sebenarnya sudah menggunakan, baik Vampires maupun Himars
Namun, seperti yang sering disampaikan Presiden Volodymyr Zelenskyy bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata untuk mengalahkan pasukan Rusia. ‘’Kami perlu senjata, lebih banyak. Senjata yang bagus, senjata yang lebih akurat.’’
Di sisi lain, pasokan peralatan perang dari negara-negara sekutu juga ada yang dalam kondisi buruk. Misalnya, Ukraina menolak menerima 10 tank Leopard 1A5 dari Jerman karena perlu diperbaiki, sedangkan di Kiev tak ada teknisi yang bisa memperbaikinya.
Tak ada pula suku cadang tank tersebut untuk menggantikan suku cadang yang rusak. Kiev menginformasikan kepada Kementerian Pertahanan Jerman, tank Leopard 1 yang tiba di Polandia perlu perbaikan dan beberapa di antaranya harus dibongkar besar-besaran.
Penolakan tank ini diberitakan laman berita Ukraina, Ukrayinska Pravda yang mengutip, Spiegel. Jerman kemudian mengirimkan sejumlah ahli ke Polandia untuk memeriksa kondisi tank tersebut.
‘’Diketahui, tank tersebut sudah aus setelah digunakan dalam latihan tentara Ukraina di Jerman dan membutuhkan perbaikan,’’ demikian dilaporkan Ukrayinska Pravda. Beberapa tank Leopard yang telah tiba di Ukraina pada Juli lalu, tak bisa beroperasi karena alasan yang sama.
Laporan Spiegel menggambarkan perhatian atas kondisi tank Leopard 1A5, yaitu Jerman berencana mengirimkan 100 unit ke Ukraina. Ini menjadi tantangan bagi Jerman mengenai tata kelola logistik dalam upaya bantuan militer.
Tank-tank yang saat ini tertahan di Polandia merupakan bagian kedua dari suplai dalam jumlah besar. Tank-tank itu dipensiunkan lebih dari satu dekade lalu. Bagaimanapun karena masih ada yang belum dikirimkan, Jerman sebaiknya melakukan reparasi tank-tank itu. (fer/reuters)