Tahanan yang 'Ditukar' AS-Iran Hirup Udara Bebas
DIPLOMASI REPUBLIKA, DOHA -- Sesuai kesepakatan, Amerika Serikat dan Iran akhirnya merealisasikan pembebasan para tahanan.
Sebuah pesawat yang dikirimkan mediator pertukaran tahanan itu, Qatar, menerbangkan lima warga AS serta dua kerabatnya keluar Teheran, Senin (18/9/2023), tak lama setelah kedua belah pihak menerima konfirmasi dana 6 miliar dolar AS ditransfer ke rekening di Doha. Pada saat bersamaan, dua dari lima warga Iran yang dibebaskan mendarat di Qatar. Demikian diungkapkan seorang pejabat AS. ’’Tiga orang lainnya memilih untuk tidak kembali ke Iran,’’ ujar pejabat tersebut.
Seorang pejabat Iran menuturkan lima warga AS yang memiliki dua kewarganegaraan, dalam penerbangan menuju Doha, melanjutkan penerbangan ke AS. ‘’Mereka dalam kondisi sehat,’’ katanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan dua dari warga Iran yang sebelumnya ditahan AS dan dibebaskan lewat kesepakatan ini akan kembali ke Iran. Dua lainnya memutuskan tinggal di AS dan sisanya akan bersama keluarganya tinggal di negara ketiga.
Kanaani mengatakan dana yang diblok di Korea Selatan setelah AS menjatuhkan sanksi lebih berat ke Iran pada 2018, bisa diakses pada Senin waktu setempat. Merujuk kesepakatan, Qatar akan menjamin dana itu dibelanjakan untuk barang-barang kemanusiaan.
Warga AS yang memiliki dua kewarganegaraan yang dibebaskan termasuk Siamak Namazi (51 tahun) dan Emad Sharqi (59), keduanya adalah pengusaha. Juga Morad Tahbaz (67), pegiat lingkungan yang juga memiliki paspor Inggris.
Mereka dibebaskan dari penjara kemudian berstatus tahanan rumah pada bulan lalu. Warga keempat juga lebih dulu menjadi tahanan rumah, sedangkan warga kelima sebelumnya telah menjadi tahanan rumah.
Sedangkan lima warga Iran yang dibebaskan adalah Mehrdad Moin-Ansari, Kambiz Attar-Kashani, Reza Sarhangpour-Kafrani, Amin Hassanzadeh, dan Kaveh Afrasiabi. Dua pejabat Iran menyebutkan Afrasiabi akan tetap berada di AS.
Kesepakatan pertukaran tahanan dan pencairan dana Iran itu tercapai setelah beberapa bulan perundingan di Doha, Qatar. Perundingan ini menghilangkan hambatan utama di antara AS yang melabeli Iran sponsor terorisme dan Iran yang menyebut AS sebagai setan besar.
Meski demikian, baik Iran maupun AS masih tetap berbeda pandangan dalam sejumlah isu, misalnya program nuklir Iran dan pengaruhnya di kawasan. Persoalan lainnya adalah sanksi AS terhadap Iran dan kehadiran militer di kawasan Teluk.
Pejabat senior AS mengungkapkan, kesepakatan pertukaran tahanan tidak mengubah hubungan dua negara. ‘’Namun, pintu diplomasi terkait program nuklir Iran masih terbuka. Jika kami melihat kesempatan, akan mengeksplorasinya,’’ katanya.
Melalui kesepakatan pertukaran tahanan dan pencairan dana Iran, Qatar kembali menorehkan peran internasionalnya. Qatar yang suni selama ini menjadi pangkalan terbesar militer AS di Timur Tengah, tetapi juga mempunyai hubungan dekat dengan Iran yang syiah. Doha menjadi tuan rumah sekitar delapan putaran perundingan antara AS dan Iran, yang berlangsung di sejumlah hotel.
Di sisi lain, pemerintahan Presiden Joe Biden memperoleh kritik pedas dari para politikus Republik soal pencairan dana milik Iran. Mereka menyebut Biden, yang berasal dari Partai Demokrat, membayar tebusan lima warga AS yang ditahan Iran dengan dana sebesar 6 miliar dolar AS. (fer/reuters)