Perjuangkan Kesetaraan Kasta, Aisha Wahab Sering Dapat Ancaman Islamofobia
DIPLOMASI REPUBLIKA, KALIFORNIA – Nama Aisha Wahab tidak dapat dipisahkan dari perjuangan kesetaraan kasta di Amerika Serikat (AS), terutama di Negara Bagian Kalifornia. Ia merupakan senator Muslim dari Demokrat yang menginisiasi dan menyusun rancangan peraturan yang melarang diskriminasi berdasarkan kasta. Muslimah keturunan Afghanistan ini menyusun dan menyampaikan rancangan pada Maret 2023.
Jika senat meloloskan rancangan peraturan tersebut, Rabu (6/9/2023), yang tinggal menunggu tanda tangan gubernur, peraturan ini akan resmi berlaku. Kalifornia pun akan menjadi negara bagian pertama di AS yang memberlakukan kebijakan tersebut.
‘’Saya bangga berdiri dalam solidaritas bersama setiap orang yang menyatakan dirinya warga Kalifornia, mengalami diskriminasi kasta, dan yang menginginkan diskriminasi dihentikan,’’ kata Aisha setelah senat meloloskan rancangan itu seperti dilansir Aljazirah, Rabu (6/9/2023).
Selama proses memperjuangkan kesetaraan kasta, Aisha menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait identitas dirinya sebagai Muslimah. Time edisi 29 Maret 2023 melaporkan, Aisha menerima ancaman bernada Islamofobia, baik dari AS maupun luar negeri, sepekan setelah ia menginisiasi rancangan peraturan pelarangan diskriminasi berdasarkan kasta itu. Dia mengatakan kantornya dibanjiri telepon bernada kebencian, ratusan surat elektronik, dan beberapa orang berteriak ke stafnya.
Kasta merupakan hierarki sosial yang berlangsung di Asia Selatan lebih dari 3.000 tahun, tetapi sampai saat ini diskriminasi kasta masih terjadi. Diskriminasi tersebut dirasakan oleh kelompok terbawah dalam hierarki kasta, yaitu Dalit. Diskriminasi berdasarkan kasta juga mengalir ke AS. Survei 2018 oleh lembaga nirlaba yang mengadvokasi Dalit, Equality Labs, menemukan satu dari empat Dalit di AS mengalami serangan verbal atau fisik.
Terungkap pula, dua dari tiga Dalit menghadapi diskriminasi berdasarkan kasta di tempat kerja mereka. Komunitas Dalit adalah yang terendah dalam sistem kasta Hindu. Anggota kasta ini diperlakukan secara rendah pula.
India lebih dari 70 tahun lalu menyatakan diskriminasi berdasarkan kasta merupakan tindakan ilegal. Namun, beberapa studi akhir-akhir ini mengungkapkan tindakan bias tetap berlaku kepada mereka yang berada di kasta rendah.
Sebuah studi mengungkapkan, orang-orang yang berasal dari kasta lebih rendah sulit menduduki posisi pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi. Dalit juga menghadapi kesewenang-wenangan di seantero India, pergerakan mereka dihambat.
Inisiatif Aisha menentang diskriminasi berdasarkan kasta muncul setelah kebijakan yang diambil Seattle. Kota ini menjadi yang pertama di AS memasukkan soal kasta ke dalam peraturan antidiskriminasi mereka pada Februari 2023.
Universitas di Kalifornia juga menambahkan kebijakan nondiskriminasi yang sama kepada 23 kampus pada Januari tahun ini. Selama ini, Kalifornia menjadi sorotan terkait kejadian diskriminasi berdasarkan kasta.
Aisha menyatakan, konstituennya menuturkan soal diskriminasi berdasarkan kasta di bidang pendidikan dan perumahan. ‘’Banyak perempuan Dalit dapat ancaman mati dan pemerkosaan karena menyuarakan nasib mereka,’’ katanya kepada Time.
Menurut Aisha, dirinya pernah ditanya bukankah mestinya warga Amerika keturunan India yang mestinya yang mengajukan rancangan peraturan semacam ini. Lalu, ia menyatakan setiap orang yang peduli hak sipil dan HAM jika melihat ada yang salah mesti memperbaikinya.
‘’Anda tak harus menjadi komunitas tertentu untuk melakukannya,’’ kata Aisha. Saat ditanya ancaman seperti apa yang diterimanya, ia menyatakan nama belakangnya adalah Wahab dan mereka mengaitkannya dengan Wahabisme.
Atau mereka menyebut dirinya seorang jihadis atau Taliban. Intinya, hinaan rasial ia terima karena mengajukan rancangan pelarangan diskriminasi berdasarkan kasta tersebut. Kantor Aisha mendapatkan ancaman kekerasan.
Menurut Huffington Post edisi 25 November 2022, Aisha merupakan puluhan Muslim Amerika yang menorehkan sejarah karena menang dalam pemilu lokal, negara bagian, dan federal saat penyelenggaraan pemilu sela 2022. Mereka memperoleh suara besar dari sebelumnya.
Lebih dari 80 Muslim Amerika memenangkan kursi parlemen di 20 negara bagian, ini merujuk laporan Council on American-Islamic Relations dan Jetpac Resource Center, lembaga nirlaba yang bekerja untuk meningkatkan perwakilan Muslim di pemerintah dan politik. (fer/reuters)