Mengenal Seni Muslim Xinjiang Lewat Festival Hijriah Republika
DIPLOMASI REPUBLIKA, YOGYAKARTA-- Surabaya akan menjadi kota terakhir dari rangkaian pertunjukan seni Muslim Xinjiang dalam Festival Hijriah Republika pada Kamis (10/8/2023). Festival tersebut sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa kota, termasuk di Yogyakarta, Senin (7/8/2023) malam, yang dipadati hingga 11 ribu pengunjung.
Hadirin tampak antusias untuk menyaksikan sajian seni budaya dari puluhan seniman yang menampilkan wajah Islam Xinjiang. Beragam hiburan dari mulai lagu, seni tari, opera, hingga akrobat khas Xinjiang dipertunjukkan oleh kelompok seni Art Troupe Performance.
Mereka membuka pertunjukan dengan tarian dan tabuhan rebana yang merepresentasikan berbagai kelompok etnis di Xinjiang. Disusul dengan penampilan penyanyi solo, yang menyuguhkan nyanyian berupa kumpulan lagu-lagu klasik sebagai simbol yang menunjukkan kualitas keramahan masyarakat Tionghoa dari semua kelompok etnis, termasuk lagu asal Indonesia.
Lagu 'Bengawan Solo' menjadi satu di antara lagu yang terkenal di Indonesia yang dibawakan oleh seorang penyanyi secara bilingual. Selain itu, ada pula penampil yang memamerkan keahliannya dalam berakrobat bola kristal, yang mengombinasikan seni dan permainan.
Seni klasik yang telah masuk daftar warisan budaya takbenda UNESCO, yakni Muqam dihadirkan pula oleh mereka. Muqam adalah seni pertunjukan masyarakat Uighur yang mirip dengan opera, menggabungkan antara musik tradisional, lagu, dan drama. Seni daerah dengan tarian dari 12 Muqam Uighur ini ditampilkan lewat tarian jula, yang dalam bahasa Uighur, kata 'jula' berarti mutiara yang bersinar.
Duta Besar Cina untuk Indonesia, Lu Kang, mengapresiasi pertunjukan Seni Teater Muqam Xinjiang di Indonesia. Di Cina, menurut dia, lebih dari 20 juta Muslim tinggal di Xinjiang. "Mereka juga seperti teman-teman di sini merayakan Idul Adha belum lama ini dan sekarang telah menyambut tahun baru Islam," kata Lu dalam pidatonya pada Festival Hijriah di Gedung Graha Bhakti Budaya, Jakarta, Rabu (19/7/2023). Dia mengatakan bahwa pada bulan lalu, Muslim dari seluruh Cina termasuk Muslim Xinjiang pergi ke Makkah secara berkelompok untuk menunaikan ibadah haji.
Dalam kesempatan ini, Lu juga menyampaikan perkembangan diplomasi Indonesia-Cina. Ia mengatakan tahun ini pertama kalinya Indonesia-Cina membangun komunitas senasib sepenanggungan serta 10 tahun kemitraan strategis komprehensif. "Dan peringatan 10 tahun inisiatif 'Jalur Sutra Maritim Abad ke-21' Cina dan Indonesia," kata Lu.
Dia pun berharap, kegiatan seni dan budaya seperti ini memiliki tujuan dan prospek positif pada masa depan untuk hubungan antara Cina dan Indonesia. "Kegiatan serupa ini dapat diadakan lebih banyak pada masa mendatang untuk memperkenalkan budaya dari berbagai suku bangsa Cina ke Indonesia, meningkatkan saling pengertian antara masyarakat Cina dan Indonesia dan meningkatkan hubungan persahabatan antardua negara ke tingkat yang baru," katanya.
Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi, mengaku gembira dengan kehadiran kelompok seni Muslim dari Xinjiang. "Biasanya kita bicara Islam ya Islam Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar atau Islam Timur Tengah. Tapi kali ini, kita coba tampilkan wajah Islam yang lain, yaitu dari Xinjiang, dan ini adalah satu kekayaan khazanah keislaman," ujar Irfan dalam sambutannya, Rabu (19/7/2023).
Festival Hijriah Republika ini pun diharapkan dapat memperkaya perspektif tentang warna-warni kehidupan masyarakat Muslim di dunia. Festival tersebut digelar untuk memperingati 1 Muharram atau Tahun Baru Islam. Selain dapat mengenal berbagai pertunjukan hiburan dari seni Muslim Xinjiang, pengunjung juga mendapat sesi tausiyah, di antaranya dari Habib Jafar dan Ustaz Wijayanto. Ada pula aneka kuliner lokal dari bazar UMKM.
Sebelumnya, kelompok seni Muslim Xinjiang sudah memeriahkan Festival Hijriah Republika di Depok (22 Juli), Bekasi (24 Juli), Bandung (27 Juli), Cirebon (30 Juli), Semarang (2 Agustus), Solo (5 Agustus), Yogyakarta (7 Agustus), dan terakhir di Surabaya (10 Agustus). Festival Hijriah: Pentas Seni Muslim Xinjiang ini merupakan hasil kerja sama antara Republika dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT). (rin)