Berharap Dukungan Biden untuk Posisi Sekjen NATO
DIPLOMASI REPUBLIKA, LONDON – Tahun ini Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg lengser. Sejumlah nama muncul, di antaranya Menhan Inggris Ben Wallace dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen. Inggris berharap dukungan Presiden AS Joe Biden.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memuji Wallace sebagai sosok fantastis dan dikagumi dunia. Ia mendorong sang menhan untuk menjabat sekjen baru di aliansi militer pimpinan AS, NATO. Pekan ini, Sunak akan bertemu Biden.
Ini merupakan pertemuan keempat dan mencoba mendapatkan dukungan Biden agar Wallace bisa menggantikan posisi Jens Stoltenberg sebagai sekjen baru NATO pada akhir September mendatang.
Ditanya mengenai pencalonan Wallace, Sunak menyatakan,’’Di NATO, Ben menhan yang fantastis. Ada percakapan umum seputar hal ini di antara pemimpin dunia. Saya yakin pembicaraan ini akan terus berlanjut,’’ kata Sunak, Senin (5/6).
Menurut Sunak, Wallace dikagumi di antara koleganya sesama menhan. Inggris juga kontributor utama, selama ini telah memenuhi dua persen kewajiban kontribusi ke NATO. ‘’Kami memimpin operasi-operasi NATO, dianggap sebagai pemimpin yang tangguh.’’
Awal bulan ini, Wallace menyatakan dia tidak akan berkata tidak jika ditawari menjabat sekjen NATO. Namun, sejumlah negara mendorong perempuan pertama menjadi sekjen yaitu Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen. Ia bisa menjadi pesaing utama Wallace.
Dalam kunjungannya ke Washington Rabu dan Kamis ini, Sunak tampaknya akan membahas soal posisi sekjen NATO ini, selain isu penguatan hubungan dagang dan melanjutkan dukungan kedua negara pada Ukraina.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, Senin (5/6/2023) yang sedang berkunjung ke AS menyatakan tak mengejar posisi sekjen NATO. Ia menyatakan hal itu setelah berbincang dengan Biden di Kantor Oval dan bertemu Direktur CIA William Burns.
‘’Saya sudah mengatakan, bukan calon jabatan lain selain yang saya jabat sekarang ini. Pernyataan ini belum berubah setelah saya bertemu Presiden AS,’’ ujar Frederiksen kepada wartawan di luar Gedung Putih.
Spekulasi Frederiksen menjadi kandidat serius sekjen NATO terus menggelinding setelah namanya secara publik disebut dalam sebuah laporan oleh surat kabar Norwegia, VG bulan lalu. Jika ia akhirnya terpilih ia menjadi perempuan yang memimpin pakta pertahanan.
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapinya, di antaranya perang di Ukraina akibat invasi oleh Rusia. Ukraina beberapa hari lalu juga mempertanyakan mengenai kejelasan posisinya, kapan akhirnya menjadi anggota NATO.
Keanggotaan Swedia yang masih ditentang Turki dan Hungaria. Sekjen saat ini masih belum berhasil membujuk Turki memberikan persetujuan untuk Swedia. Apakah polemik masih akan berlangsung setelah sekjen sekarang lengser atau selesai lebih cepat.
Selain soal posisi dirinya terkait kandidasi sekjen NATO, Frederiksen menjelaskan agenda selama kunjungannya ke AS. Ia bertemu Burns tetapi tak memberikan penjelasan terperinci mengenai isu pertemuan tersebut.
Pembicaraan dengan Biden yang terjadwal hanya 45 menit ternyata kemudian berlangsung lebih lama, yaitu sekitar dua jam. (reuters/fer)