Ketegangan Kawasan Menopang Bisnis Pertahanan
DIPLOMASI REPUBLIKA, WASHINGTON – Bisnis pertahanan masih memberikan keuntungan bagi produsen. Termasuk produsen pertahanan asal AS, Lockheed Martin Corp's yang menikmati legitnya bisnis ini. Pada kuartal pertama 2023 kinerjanya bagus di tengah kurangnya suku cadang dan tenaga kerja.
Nilai saham Lockheed Martin pada awal perdagangan Selasa (18/4/2023) naik 3,8 persen mencapai rekor 508,1 dolar AS. Ketegangan politik di kawasan mendongkrak permintaan baik dari dalam negeri AS maupun konsumen internasional.
Misalnya, ketegangan di Eropa, Laut Cina Selatan, dan kawasan Indo Pasifik menjelma menjadi peningkatan pemesanan produk-produk Lockheed Martin seperti pesawat tempur F-35, rudal, dan perlengkapan pertahanan lainnya.
Itu semua membuat penjualan bersih melaju hingga 15,13 miliar dolar AS, melampui target yaitu 15,03 miliar dolar AS. Anggaran pertahanan Pentagon 2023 sebesar 858 miliar dolar AS juga berbuah manis bagi produsen yang memenangkan kontrak.
Misalnya, Lockheed, Raytheon Technologies, dan Northrop Grumman Corp. Dengan demikian, Departemen Pertahanan AS merupakan langganan andalan mereka untuk meraup keuntungan. Pada kuartal pertama ini Lockheed mendapatkan angin segar dari konsumen lain.
Australia menyatakan akan membeli 40 unit helikopter militer Black Hawk buatan Lockheed, dengan nilai sekitar 1,96 miliar dolar. Negeri ini menambah belanja pertahanan untuk mengantisipasi kehadiran Cina di wilayah Indo Pasifik.
Lockheed dalam proses finalisasi pula untuk penjualan 88 unit F-35 ke Kanada senilai 14,2 miliar dolar AS. Pembelian ini merupakan program peremajaan pesawat tempur Kanada. Meski diakui pula rantai pantau sejak pandemi Covid-19 menurukan volume produksi F-35.
Kondisi ini mengakibatkan penurunan penjualan uni pesawat sekitar 2,1 persen senilai 6,27 miliar dolar AS pada kuartal pertama ini. Pemesanan yang diterima Lockheed turut jatuh menjadi hanya 145,1 miliar dolar AS dibandingkan kuartal akhir 2022 sebesar 150 miliar dolar AS.
Selain itu. Lockheed memproyeksikan penjualan bersih tahun ini berkisar 65 miliar hingga 66 miliar dolar AS.
Rencana penjualan ke Turki
Pada Senin (17/4/2023), pemerintahan Presiden Joe Biden memberi informasi ke Kongres, rencana penjualan untuk upgrade perangkat lunak pesawat rempur F-16 mereka. Kesepakatan penjualan ini mencapai 259 juta dolar AS.
Komite di Kongres memberikan persetujuan informal atas penjualan itu. Selama ini, upaya kesepakatan pembelian F-16 oleh Turki masih belum mulus karena penentangan dari Kongres. Jika lolos, ini pertama kalinya pesertujuan atas penjualan besar paket militer ke Turki.
‘’Turki merupakan sekutu lama NATO dan bernilai. Pemerintahana Biden mendukung usaha Turki membuat standar pesawat-pesawat F-16 mereka,’’ kata seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan peningkatan perangkat lunak ini akan menyinkronkan sistem NATO dan Turki, terutama pada sistem komunikasinya, juga meningkatkan keselamatan. Modernisasi F-16 ini disepakati menyusul persetujuan Turki atas masuknya Finlandia jadi anggota baru NATO.
Lockheed Martin Corp bakal menjadi kontraktor utama atas kesepakatan tersebut. Paket ini terpisah dari rencana penjualan F-16 yang baru sebesar 20 miliar dolar AS dan hampir 80 modernisasi kit yang Turki minta pada Oktober 2021. n (reuters/fer)