Home > Mancanegara

Disanksi Barat, Rusia Reparasi Pesawat di Iran

Sanksi menyebabkan maskapai penerbangan Rusia tak bisa mendapatkan pesawat, suku cadang, atau melakukan perawatan di negara-negara Barat.
Pesawat Airbus A330 yang digunakan untuk penerbangan internasional Aeroflot disiapkan di bandara Sheremetyevo di Moskow, pada 27 Juni 2013. Foto:AP/Sergei Grits, file (Republika.co.id)
Pesawat Airbus A330 yang digunakan untuk penerbangan internasional Aeroflot disiapkan di bandara Sheremetyevo di Moskow, pada 27 Juni 2013. Foto:AP/Sergei Grits, file (Republika.co.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, MOSKOW – Maskapai penerbangan terbesar Rusia, Aeroflot mengirimkan salah satu pesawat Airbusnya ke Iran. Sanksi Barat setelah Rusia menginvansi Ukraina pada Februari tahun lalu, melumpuhkan pusat perawatan pesawat mereka.

Menurut sistem pelacakan penerbangan, Flightradar24, pesawat Airbus A330-300 terbang ke Teheran pada 5 April dan sampai sekarang berada di sana. ‘’Perawatan Airbus A330 di Iran dikerjakan penyedia jasa untuk banyak pekerjaan,’’ ujar Aeroflot, Selasa (11/4/2023).

Perusahaan penyedia jasa itu, jelas Aeroflot, mempunyai semua sumber daya material yang diperlukan, sertifikat, dan pengalaman panjang dalam melakukan perawatan dengan kualitas yang memuaskan.

Aeroflot menolak berkomentar lebih jauh mengenai detail perawatan pesawatnya itu. Mereka enggan pula menyebut nama operator yang mereparasi pesawat miliknya.

Sanksi dijatuhkan pada Rusia setelah mengirimkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Kondisi ini menyebabkan maskapai penerbangan Rusia tak bisa mendapatkan pesawat, suku cadang, atau melakukan perawatan di negara-negara Barat.

Saat ini, maskapai penerbangan masih mengoperasikan pesawat-pesawat produksi Barat. Namun, Rusia berupaya untuk mengimpor suku cadang pengganti dari negara alternatif.

Rumania kepincut F-35

Secara terpisah, Rumania berniat membeli generasi teranyar pesawat tempur buatan AS, F-35. Pembelian ini diniatkan untuk memperkuat pertahanan udara. Dewan Pertahanan (CSAT) Rumania mengungkapkan niatan tersebut pada Selasa (11/4/2023).

‘’Memiliki pertahanan udara mumpuni, kredibel, fleksibel, dan efisien bagian dari komitmen kami. Sebagai anggota UE dan NATO, penting bagi Rumania mencapai kebijakan pertahanannya,’’ demikian pernyataan CSAT.

Tahun ini, Uni Eropa dan negara anggota NATO menaikkan belanja pertahanan hingga 2,5 persen dari gross domestic product (GDP). Sebelumnya, anggarannya hanya dua persen. Ini merupakan respons invasi Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Rumania berbagi perbatasan dengan Ukraina, berjarak 650 km. Di negara ini pula, AS menempatkan sistem pertahanan rudal balistik. Bahkan tahun lalu, menjadi wilayah permanen bagi pasukan tempur sekutu.

‘’Modernisasi pasukan udara berlanjut dengan memilih generasi terbaru pesawat tempur F-35.’’ Namun, CSAT tak memerinci kapan F-35 akan didatangkan dan berapa unit yang akan dibeli dari AS juga belum terungkap.

Tahun lalu Presiden Rumania Klaus Iohannis mengungkapkan ketertarikannya pada F-35, buatan Lockheed Martin Corp. Di sisi lain, Maret lalu Kementerian Pertahanan Rumania menyampaikan rencana pembelian tank Abrams buatan General Dynamics.

Pada Desember tahun lalu, Kementerian Pertahanan menandatangani kesepakatan untuk mendapatkan tujuh unit Watchkeeper X, pesawat tak berawak dari perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems dengan harga 418,02 juta dolar AS. (reuters/fer)

× Image