Hidup Penuh Lemon, Antologi Non-fiksi Perjuangan 22 Perempuan
DIPLOMASI REPUBLIKA, JAKARTA -- Sebanyak 22 perempuan merangkai kata dalam buku Hidup Penuh Lemon. Buku ini berisi antologi non-fiksi mengenai perjuangan mereka menghadapi pasang surutnya kehidupan saat pandemi. Peluncuran buku ini bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada Selasa (8/3/2022).
“Saya melihat bahwa upaya perempuan-perempuan ini seperti membawa lilin kebaikan, yang membawa semangat perjuangan yang saya harap bisa menyebar ke semua perempuan di Indonesia," ujar Yenny Zannuba Wahid, direktur Wahid Foundation yang menulis kata sambutannya untuk buku ini.
"Ketika saya membaca bukunya, saya merasa mendapat pesan kuat dari mereka: 'Pandemi ini boleh merobek-robek kehidupan saya tapi tidak dengan jiwa dan semangat saya',” lanjut Yenny.
Peribahasa “When life gives you lemons, make lemonade” terwujud dalam kisah-kisah mereka. Para penulis menyamakan tantangan dalam kehidupan seperti buah lemon yang terasa asam dan kecut, namun penuh khasiat layaknya vitamin yang menguatkan raga dan menyehatkan pikiran.
Hal itu menyatukan mereka untuk berani menuliskan pengalaman masing-masing dalam menghadapi segala tantangan dan perjuangan. Mereka juga mengurai tentang apa yang mereka pelajari dan lakukan untuk bangkit kembali.
Para penulis adalah perempuan alumni Fakultas Seni Rupa & Desain, Universitas Trisakti angkatan 1993. Mereka kini menggeluti bidang berbeda seperti guru SDLB Tunarungu, kurator seni, dosen, penulis, pekerja kreatif, pemilik sekolah swasta dan ibu rumah tangga. Tempat tinggalnya pun tersebar di Jawa, Bali, Australia, dan Amerika Serikat.
Kisah mereka cukup beragam. Salah seorang berjuang menghadapi wafatnya ibunda penderita Alzheimer usai berkurangnya interaksi sosial dan terapi khusus saat awal pandemi. Ada pula kisah seorang tunarungu yang kesulitan berkomunikasi karena semua tenaga kesehatan di rumah sakit menggunakan masker saat dia dirawat karena terjangkit Covid-19.
“Harapan saya, para pembaca dapat terhubung dengan kisah-kisah para perempuan dalam buku ini, juga terhibur dan terinspirasi sehingga buku ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang,” ujar Intan Pradina, editor buku Hidup Penuh Lemon, dalam keterangan tertulis, Ahad (6/3/2022).
Perempuan menjadi kelompok yang rentan selama pandemi. Yenny menyebutkan, apa yang dialami oleh perempuan dalam hampir dua tahun ini pandemi ini sungguh miris. Alasannya, perempuan memikul tambahan beban dengan bertambahnya tanggung jawab pengasuhan, berkurangnya pendapatan secara signifikan dan menjadi korban kekerasan rumah tangga.
Menurut data temuan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), sebanyak 82 persen perempuan di Indonesia mengalami penurunan sumber pendapatan. Selain itu, 36 persen perempuan pekerja informal harus mengurangi waktu kerja berbayar mereka.
Pembatasan sosial telah membuat 69 persen perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan, 57 persen perempuan mengalami peningkatan stress dan kecemasan akibat bertambahnya beban pekerjaan rumah tangga, pengasuhan serta perubahan gaya bekerja bagi yang bekerja penuh waktu.
Tertarik mengikuti peluncuran Hidup Penuh Lemon? Kunjungi podcast inspiratif kanal Youtube bernama “Daun Hijau” yang dipimpin Ginanjar Citra. Ditunggu pada Selasa (8/3/2022). (yen)