Alunan Beethoven dan Truk Sampah Taiwan
DIPLOMASI REPUBLIKA, TAIPEH -- Truk kuning pengangkut sampah berjalan menelusuri jalan-jalan di Taipeh, Taiwan. Truk trus terus berjalan melewati gedung-gedung apartemen hingga kafe dan toko di tepi jalan. Di belakangnya, ada truk putih yang bertugas mendaur ulang sampah.
Alunan "Fur Elise" terus diputar truk kuning itu. Bahkan karya komposer Beethoven itu menjadi ciri khas yang menandai kehadiran truk itu. Saatnya sampah diangkut. Orang-orang pun bergegas keluar rumah, sambil memawa sampah rumah tangga untuk diangkut truk kuning itu.
Truk berhenti di depan apartemen. Petugas pengangkut sampah dnegan sigap turun lalu mengangkut kantung-kantung sampah. Sampah itu sudah dikelompokkan: kertas, plastik, gelas, logam, limbah pangan mentah (untuk kompos), hingga sisa masakan (untuk pakan ternak babi).
Dalam waktu sekitar 20 menit, jalan yang semula lengang menjadi kerumunan, Tua dan muda berkumpul untuk menyerahkan sampah untuk diangkut truk kuning.
Tak peduli hujan dan terik, lima hari dalam sepekan orang-orang akan berdiri di pinggir jalan, lengkap dengan kantung sampah. Mereka menanti truk yang memainkan "Fur Elise" itu.
Sambil menanti, ada orang yang sibuk memainkan telepon selular. Sebagian lain malah asyik berbincang seru.
"Saat membuang sampah jadi menyenangkan karena itu kesempatan bertemu teman-teman," kata Kusmi, warga Indonesia menjadi perawat warga lanjut usia di Taipeh, kepada the Independent, 11 Februari 2022 lalu.
Sistem pembuangan sampah di Taiwan memang patut diacungi jempol. Kebijakan yang telah dilakoni sejak 1990-an itu telah menyulap Taiwan dari "pulau sampah" menjadi negeri yang bersih. Sistem itu juga telah berhasil menanamkan rasa kebersamaan warga. Saat membuang sampah sampah menjadi simbol keakraban.
Seorang teman menarik tangan Kusmi. Sang teman menyerahkan tupperware berisi spagheti dan sejumlah jeruk orens. Di tempat lain, ada Lin Yu-wen membantu tetangganya, Yu Tzu-tsu, membuang setumpuk koran bekas.
Di seantero Taipeh, ada sekitar 4 ribu pusat pembuangan sampah resmi. Maka, pembuangan sampah liar nyaris tak mungkin. Denda diberlakukan bagi siapa saja yang membuang sampah sembarangan.
Pada 2017, rumah tangga di Taiwan memiliki tingkat daur ulang sampah lebih dari 50 persen. Menurut perusahaan konsultan lingkungan Eunomia, ini menjadikan Taiwan nomor dua terbaik setelah Jerman.
Namun, kini masih ada satu misteri tersisa. Mengapa truk itu memainkan "Fur Elise"? Mengapa tidak lagu lain? Tak ada jawaban pasti. Sebagian orang menyebut, pejabat yang terinspirasi saat mendengarkan putrinya berlatih piano dan memainkan gubahan itu. Namun, ada pula yang mengatakan, truk-truk sampah itu memang sudah dipasangi "Fur Elise" sejak pembuatannya di pabrik.
Yang jelas, "Fur Elise" menjadi ciri khas truk sampah Taiwan. Terbukti, ketika truk sampah di Kota Tainan memainkan lagu lain, tak ada orang yang keluar membawa sampah mereka. (yen)