Home > Kabar Diplomasi

Gara-Gara Film Tegar, Ratusan Murid AS Terpukau

Film Tegar menampilkan semangat inklusivitas tentang perjuangan anak disabilitas untuk mandiri.
Presentasi dan perkenalan Kru Film Tegar kepada penonton Festival Film Anak Internasional Chicago (Dok. KJRI Chicago)
Presentasi dan perkenalan Kru Film Tegar kepada penonton Festival Film Anak Internasional Chicago (Dok. KJRI Chicago)

DIPLOMASI REPUBLIKA, ILLINOIS – Ratusan anak usia sekolah dasar-menengah Ameriia Serikat (AS) tampak terharu usai menyaksikan film Tegar di Chicago History Museum, Kota Chicago, AS, Kamis (16/11/2023). Film ini menampilkan semangat inklusivitas tentang perjuangan anak disabilitas Indonesia untuk mandiri.

“Film ini mengajarkan nilai-nilai penting seperti perjuangan, persahabatan, keberanian, dan empati,” ujar Konsul Jenderal RI Chicago Listyowati menyampaikan kesannya usai menyaksikan tayangan film. Ia hadir bersama staf Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Chicago.

Konsul Jenderal RI Chicago Listyowati (ketiga dari kiri) menerima kunjungan pemain, sutradara, produser, dan kru film Tegar, (Dok. KJRI Chicago)
Konsul Jenderal RI Chicago Listyowati (ketiga dari kiri) menerima kunjungan pemain, sutradara, produser, dan kru film Tegar, (Dok. KJRI Chicago)

Menurut keterangan tertulis KJRI Chicago yang diterima Diplomasi Republika, film Tegar berhasil terseleksi masuk untuk ditayangkan dalam rangkaian Chicago International Children Film Festival (CICFF) ke-40. Tayangan di festival film anak-anak ini berasal dari berbagai negara lainnya.

Pada kesempatan lain, Manajer Festival CICFF, Jake Laystrom, mengungkapkan kekagumannya terhadap Film Tegar. “Film ini mengingatkan akan pentingnya inklusi dan kesetaraan dalam masyarakat. Anak-anak dengan kebutuhan khusus/disabilitas juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, kesempatan, dan perlakuan yang sama dan adil,” kata Laystrom.

Sarat penghargaan

Film Tegar mengajak para penontonnya untuk melihat perjuangan Tegar, seorang anak penyandang disabilitas menjadi pribadi yang mandiri. Film ini menyiratkan pesan kepada semua orang bahwa anak disabilitas tidak harus dikurung di rumah, melainkan punya kesempatan untuk bermain, berpendidikan, dan hak yang sama dengan anak lainnya.

Penonton memenuhi gedung dengan menunjukkan antusiasme dan apresiasi yang sangat tinggi, hal ini terlihat dari ekspresi mereka pada beberapa adegan tertentu. Para penonton pun ikut terbawa suasana sedih, haru, dan gembira.

Ketika sesi tanya jawab, terdapat banyak sekali anak yang mengangkat tangan dan bertanya. Mereka sangat antusias untuk mengetahui karakter asli Tegar pada kehidupan sehari-hari, hubungan Tegar dengan teman-teman dan keluarganya, serta tantangan dalam proses produksi film.

Anak-anak Amerika Serikat tampak antusias bertanya pada sesi diskusi film Tegar.  (Dok. KJRI Chicago)
Anak-anak Amerika Serikat tampak antusias bertanya pada sesi diskusi film Tegar. (Dok. KJRI Chicago)

Tegar merupakan film drama Indonesia pada 2022 yang menggaungkan semangat inklusivitas. Film ini disutradarai Anggi Frisca dengan naskah yang ditulis oleh Anggi bersama Alim Sudio. Tegar dibintangi aktor cilik penyandang disabilitas berusia 12 tahun, M Aldifi Tegarajasa, beserta Deddy Mizwar dan Sha Ine Febriyanti.

Proses produksi film Tegar sendiri memakan waktu kurang lebih dua tahun. Selama 1,5 tahun pertama diisi dengan pre-production dan latihan akting, 20 hari syuting, dan enam bulan post-production.

Sejak awal, ide Film Tegar ini berangkat dari keresahan sutradara Anggi yang merasa bahwa kaum disabilitas memiliki gerak ruang yang terbatas. Menurut Anggi selama ini kaum disabilitas hanya dikasihani dan bukan diberikan ruang, kesempatan, dan dukungan. Maka, pesan moral dari film ini adalah bahwa penyandang disabilitas berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan ruang gerak yang sama seperti lainnya.

Sutradara dan produser film Tegar berharap, pemutaran filim ini menjadi momentum dikenalnya film anak Indonesia, khususnya yang terkait dengan disabilitas. Hal ini untuk semakin menekankan pentingnya menghargai ketidaksempurnaan dengan mendukung mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melihat antusiasme dan apresiasi penonton yang sangat besar, sutradara dan produser film Tegar berencana untuk membuat sekuel film Tegar ke depannya.

Ini bukan kali pertama film Tegar sukses memukau para penonton. Sebelumnya, Film Tegar telah beberapa kali meraih penghargaan bergengsi, baik penghargaan dari dalam negeri maupun penghargaan internasional.

Salah satu penghargaan itu adalah menjadi Best Young Actor in A Feature Film Cannes World Film Festival 2022, serta sebagai Best Actor Balimakarya Film Festival 2022. Film Tegar juga berhasil mengantungi beberapa penghargaan sekaligus pada International Film Festival for Children and Youth 2023 di Iran, antara lain Winner of the Golden Butterfly Best Film International Jury, Winner of CIFEJ Prize, Winner of the Golden Butterfly Best Film Young Member Jury, dan M Aldifi Tegarajasa sebagai the Honorary Mention for the Best Actor.

Selain itu, film Tegar juga sudah beberapa kali terseleksi untuk berpartisipasi pada rangkaian festival film internasional lainnya. Festival yang diikuti antara lain di Jepang dan Iran, serta yang akan diselenggarakan di Austria pada Desember 2023.

Film ini juga didukung oleh 10 persen kru penyandang disabilitas yang mengambil peran dalam proses produksi. Terdapat juga beberapa pemain penyandang disabilitas yang muncul di film ini. Seperti Prihartono Mirsaputra atau Anton dan Asep. Tak sampai di situ, film Tegar juga dibantu oleh anak-anak berkebutuhan khusus yang tergabung dalam Inclusive Kids Choir, yang mengisi lagu original soundtrack film Tegar.

Alat diplomasi budaya

Menurut Listyowati, film-film Indonesia dapat dikembangkan menjadi alat diplomasi budaya. “Melalui festival film internasional seperti ini, film-film Indonesia dapat ditampilkan. Ini akan menjadi platform untuk mempromosikan budaya, kesenian, dan nilai-nilai luhur, yang dapat memperkuat hubungan antarnegara, khususnya antara Indonesia dan AS,” katanya.

Ia yakin, pemutaran film ini dapat membuat masyarakat AS jadi lebih mengenal Indonesia sebagai negara dengan keindahan alam, keanekaragaman budaya dan nilai-nilai sosial masyarakat yang ada di dalamnya. “Setelah itu berkembang menjadi kerja sama budaya, pariwisata, dan ekonomi yang dapat semakin memajukan hubungan kedua negara,” kata Listyowati. (ost)

× Image