Dua Makna 'Ancemon' dalam Bahasa Sunda
DIPLOMASI REPUBLIKA-- Kata 'ancemon' dalam bahasa Sunda memiliki dua pengertian. Makna pertama mengacu pada nama kuliner Sunda, sedangkan makna yang kedua adalah posisi duduk khas perempuan.
Ancemon merupakan kuliner yang berupa penganan atau kue manis terbuat dari singkong. Pembuat awal kue ini tidak diketahui alias anonim, seperti diungkap Ensiklopedi Sunda.
Lebih jelasnya, kue ancemon ini konon populer di kalangan para pejuang Divisi Siliwangi pada masa revolusi. Bahkan, kue ancemon diabadikan dalam lagu pengantar atau lagu pendahuluan dari "Halo Halo Bandung". Ada yang berpendapat bahwa ketika itu lagu "Halo Halo Bandung" masih berbahasa Sunda kemudian diubah liriknya ke dalam bahasa Indonesia.
Lirik lagu pengantar sebagai berikut:
ancemon kueh dangdeur digulaan
awas bom batok
rebu-rebu gurka mati
karena takut bambu runcing
Setelah lagu di atas dinyanyikan, barulah lagu "Halo Halo Bandung" yang dinyanyikan.
Masyarakat Betawi menyebut ancemon ini sebagai urap singkong. Di daerah lain, ada pula yang mengenal ancemon sebagai jajanan dengan nama serawut, sawut, atau growol.
Ancemon juga bisa berarti sebagai kata yang biasa diucapkan orang Sunda untuk mendeskripsikan cara dan posisi duduk khas perempuan, yaitu duduk yang disebut emok. Bunyi kata ancemon itu sendiri mengandung dua sisi makna yang bertolak belakang, pada satu sisi membayangkan kesungguhan, sedangkan sisi yang lain membayangkan kelucuan. (rin)