Pencinta Buku Wajib Tahu Arti, Sejarah, dan Fungsi Barcode di Sampul Belakang Buku
DIPLOMASI REPUBLIKA--Jika Anda pencinta buku, pastinya Anda akan akrab dengan barcode yang berada di sampul belakang sebuah buku. Barcode tersebut merupakan ISBN atau kepanjangan dari International Standard Book Number yang memiliki deretan angka 13 digit sebagai identifikasi unik secara internasional.
Seperti dilansir dari laman Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang ada di London. Sementara itu, Perpusnas merupakan badan nasional yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia dan katalog dalam terbitan (KDT).
Munculnya ISBN ini bermula dari seorang pedagang sekaligus kolektor buku bernama W.H. Smith di Inggris yang berkeinginan mengidentifikasi buku-bukunya. Berangkat dari pemikiran tersebut, pada The Third International Conference on Book Market Research and Rationalization in Book Trade tahun 1966, dibahas mengenai perlunya sistem penomoran buku standar internasional.
Kemudian, di Inggris, pada tahun 1967, J. Whitaker & Sons Ltd membangun sistem penomoran buku dengan Standard Book Numbering. Sementara itu, tahun 1968, R.R. Bowker di Amerika Serikat juga membuat sistem penomoran buku. Setahun setelahnya, yaitu pada 1969, terdapat sidang ISO yang menghasilkan Rekomendasi ISO Nomor 2108 tentang ISBN.
Di Indonesia, ISBN diperkenalkan pertama kali sekitar tahun 1984 dalam Temu Ilmiah ISBN dan CIP. Lalu, pada tahun 1985, Perpusnas ditunjuk sebagai badan nasional ISBN untuk Indonesia. Setahun setelahnya, ISBN mulai diterapkan di Indonesia.
Penomoran 13 digit itu terbagi dalam lima kategori. Kategori kesatu biasanya terdiri atas tiga angka yang termasuk dalam prefix element (unsur prefix). Kategori kedua terdiri atas tiga angka yang dikenal dengan nama registration group element (group indetifier), yaitu unsur pengenal kelompok. Di sini kode 979 dan 602 adalah kode untuk Indonesia. Kategori ketiga adalah registrant element (publisher identity) atau yang dikenal unsur pengenal penerbit. Kategori keempat adalah publication element (title identifier) atau unsur pengenal judul. Terakhir, dikenal check digit atau unsur cek digit (angka pemeriksa).
Seperti yang dijelaskan dalam laman isbn.perpusnas.go.id, ISBN memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.
2) Membantu memperlancar arus distribusi buku dan dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku.
3) Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh badan nasional ISBN Indonesia di Jakarta ataupun badan internasional yang berkedudukan di London.
Nah, sekarang sudah gak bingung kan dengan nomor unik yang sering muncul di barcode sampul belakang buku. (lur)