DIPLOMASI REPUBLIKA--UNWTO, salah satu badan PBB yang menangani pariwisata dunia, memasukkan Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali, dalam daftar desa wisata terbaik dunia. Ada 54 desa wisata terbaik yang terpilih dari 260 kandidat serta lebih dari 60 negara yang terdaftar.

Melansir laman kemenparekraf.go.id, penghargaan yang diraih Desa Wisata Penglipuran diumumkan dalam sidang umum ke-25 UNWTO. Sidang ini digelar di Samarkand, Uzbekistan, pada Kamis (19/10/2023).

Desa Penglipuran memiliki daya tarik tersendiri karena keberhasilannya dalam menjaga keaslian adat dan tradisi budaya hingga kini. Permukiman di desa ini tertata dengan rapi dengan tiap-tiap pekarangannya dihiasi angkul-angkul (pintu gerbang khas Bali). Tidak banyak orang yang tahu bahwa desa ini menyimpan aturan adat unik, yaitu melarang tegas masyarakatnya berpoligami.

Desa seluas sekitar 112 hektare ini juga memiliki titik wisata baru, yaitu hutan bambu yang ditata sebagai area wisata alami. Lokasi ini memadukan unsur budaya Bali dan pelestarian ekosistem hutan yang dianggap sakral. Titik wisata ini memberikan peluang adanya ekowisata berkelanjutan.

Best Tourism Village by UNWTO merupakan pengakuan internasional bagi desa-desa yang menjadi teladan dalam memelihara keasrian kawasan pedesaan, melestarikan keanekaragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi, serta menjaga keindahan alam.

Dengan penghargaan ini, ada pengakuan internasional terhadap kualitas desa wisata milik Indonesia. Selain Desa Panglipuran, ada tiga desa wisata di Indonesia yang masuk 'upgrade programme', yaitu Desa Taro (Bali), Desa Bilebante (Nusa Tenggara Barat), dan Desa Pela (Kalimantan Timur). Ketiga desa ini menjadi bagian dari 20 desa bimbingan yang dipersiapkan menjadi Best Tourism Villages UNWTO pada periode selanjutnya.

Kemenparekraf menyebutkan bahwa hingga tahun 2023, sebanyak 190 desa telah menjadi anggota dari Best Tourism Village Network. Sebelumnya pada 2021, Desa Nglanggeran juga terpilih sebagai Best Tourism Villages. (rin)