Home > Mancanegara

Bayi Laki-Laki dan Jeda Kampanye Paetongtarn Shinawatra

Prayuth berpotensi mendapatkan dukungan 250 kursi di majelis tinggi atau senat.
Pemimpin Pheu Thai Party dan kandidat perdana menteri Thailand,  Paetongtarn Shinawatra (kanan). Sumber:EPA-EFE/NARONG SANGNAK, file (Republika.co.id)
Pemimpin Pheu Thai Party dan kandidat perdana menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra (kanan). Sumber:EPA-EFE/NARONG SANGNAK, file (Republika.co.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, BANGKOK – Kandidat kuat perdana menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra (36) melahirkan pada Senin (1/5/2023). Ia mengumumkan berita ini melalui akun Facebook dan Instagramnya dengan memperlihatkan foto anak laki-laki yang baru dilahirkannya.

‘’Hai, nama saya Prutthasin Sooksawas, nama panggilanku Thasin. Terima kasih atas semua dukungan. Dalam beberapa hari ke depan, tunggu ibuku pulih dulu ya, lalu saya akan bertemu pers,’’ demikian postingan Paetongtarn.

Kelahiran anak laki-lakinya dua pekan sebelum pemilu. Ia berharap pemilu ini mengantarkannya ke tampuk perdana menteri. Jika akhirnya Paetongtarn terpilih, ia melanjutagrakan jejak ayahnya, Thaksin dan bibinya, Yingluck Shinawatra yang dijatuhkan melalui kudeta militer.

Paetongtarn yang dikenal dengan nama panggilan Ung Ing, selalu berada di urutan pertama atau kedua dalam serangkaian jajak pendapat. Ia menjadi kandidat perdana menteri favorit untuk dipilih dalam pemilu 14 Mei mendatang.

Ia menghadapi rival perlawanan ketat Pita Limjaroenrat dari Move Forward Party, kelompok oposisi progresif. Kelahiran anak Paetongtarn, membuatnya harus menghentikan sementara serangkaian jadwal kampanye pemilu.

Jajak pendapat baru-baru ini menggambarkan, partai-partai oposisi dengan potensi raihan suara besar bisa menghadapi sandungan dari pejawat Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang memegang kekuasaan melalui kudeta militer pada 2014.

Kala itu, militer menjatuhkan pemerintahan yang dipimpin bibi Paetongtarn, Yingluck Shinawatra. Ayah Paetongtarn dan kakak laki-laki Yingluck, Thaksin Shinawatra juga mengalami kudeta militer pada 2006.Kini, keduanya hidup di pengasingan.

Mereka menghindari pemenjaraan pemerintahan militer. Para pendukungnya menyatakan, langkah militer tersebut untuk mencegah kembalinya Thaksin maupun Yingluck ke politik.

Sementara, Prayuth, yang menjadi perdana menteri sipil setelah Pemilu 2019, berada di posisi keempat pada jajak pendapat pertengahan April lalu sebagai kandidat perdana menteri. Ia meraih dukungan suara sebesar 13,72 persen.

Namun, Prayuth berpotensi mendapatkan dukungan 250 kursi di majelis tinggi atau senat yang anggotanya disetujui junta militer pimpinan Prayuth selama masa bakti lima tahun. Senat juga melakukan pemungutan suara untuk para kandidat perdana menteri.

Maka, ada kemungkinan pemimpin partai terbesar yang dipilih 500 anggota majelis rendah bisa ditolak jika senat memberikan suara kepada partai minoritas. (reuters/fer)

× Image