Cina dan Jepang Puncaki Belanja Militer Asia
DIPLOMASI REPUBLIKA, STOCKHOLM – Belanja militer dunia 2022 mencapai catatan rekor baru di tengah meletupnya konflik Rusia-Ukraina. Pada periode 2022, total belanja militer global meningkat 3,7 persen dengan nilai 2.240 miliar dolar AS.
AS masih merupakan negeri dengan belanja tertinggi diikuti Cina dan Rusia. Gabungan belanja militer mereka sebesar 56 persen dari total belanja dunia. Di kawasan Asia dan Osenia, Cina menduduki peringkat pertama belanja militer kemudian ada Jepang.
Perubahan kebijakan soal keamanan Jepang, mengerek anggaran yang disediakan untuk militer mereka.
Dalam laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dirilis Senin (24/4/2023), belanja gabungan negara Asia dan Osenia menyentuh angka 575 miliar dolar AS. Naik 2,7 persen dibandingkan 2021 dan 45 persen dibandingkan 2013.
Tren peningkatan belanja militer ini naik berkelanjutan sejak 1989. Cina, masih bertengger di puncak dengan besarnya alokasi sekitar 292 miliar dolar AS pada 2022. Dalam 28 tahun terakhi pengeluaran mereka juga cenderung meningkat.
Anggaran 2022 meningkat 4,2 persen dari anggaran 2021 dan 63 persen dari anggaran 2013. Sedangkan Jepang, belanja militernya melonjak 5,9 persen antara 2021 dan 2022, angkanya sampai 46 miliar dolar AS atau 1,1 persen dari GDP. Tertinggi sejak 1960.
Pada 2022, Jepang mempublikasikan strategi baru keamanan nasional. Rencana ambisius ini ingin meningkatkan kemampuan militer Jepang dalam dekade mendatang guna merespons ancaman yang kian kencang dari Cina, Korea Utara, dan Rusia.
‘’Jepang sedang melakukan perubahan besar dalam kebijakan militernya,’’ungkap Xiao Liang, peneliti SIPRI’s Military Expenditure and Arms Production Programme. Menurut dia, Jepang tak lagi menahan diri untuk meningkatkan kapasitas militernya.
‘’Upaya menahan diri Jepang pascaperang untuk belanja militer dalam jumlah besar dan meningkatkan kemampuan militernya tampaknya kian memudar,’’ ungkap Xioa.
Pendongkrak belanja militer
Invasi Rusia ke Ukraina dan ketegangan di Asia Timur menjadi pemicu bengkaknya belanja militer. Peningkatan terbesar, 13 persen, terlihat di Eropa khususnya Rusia dan Ukraina terkait bantuan militer ke Ukraina dan kekhawatiran meningkatnya ancaman Rusia.
Kondisi ini memengaruhi keputusan belanja negara lainnya, seperti juga ketegangan di Asia Timur. ‘’Terus meningkatnya belanja militer akhir-akhir ini pertanda kita tinggal di dunia yang tak aman,’’ kata Nan Tian, peneliti SIPRI’s Military Expenditure and Arms Production Programme.
Tingkat belanja militer seperti pada masa perang dingin, melanda Eropa Tengah dan Barat, jumlanya mencapai 345 miliar dolar AS pada 2022. Ini pertama kalinya melampaui belanja 1989 bersamaan dengan berakhirnya perang dingin juga naik 30 persen dari 2013.
Sejumlah negara secara signifikan menaikkan anggaran militernya menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Sedangkan negara lain berencan memperbesar anggaran militernya dalam kurun satu dekade ini.
Negara-negara yang mengalami peningkatan belanja signifikan adalah Finlandia sebesar 36 persen, Lithuania 27 persen, Swedia 12 persen, dan Polandia 11 persen. n (reuters/sipri/fer)