Home > Mancanegara

Larangan Impor Pangan Ukraina, Dilema Para Sekutu

Kementerian Pertanian dan Pangan Ukraina menyatakan, pelarangan impor oleh Polandia bertentangan dengan kesepakatan bilateral.
Bangau berjalan di depan pemanen di ladang gandum di Desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Sebelum perang, Ukraina dipandang sebagai keranjang roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian sebulan melalui pelabuhan. Sumber:AP/Efrem Lukatsky, file (Republika.co.id)
Bangau berjalan di depan pemanen di ladang gandum di Desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Sebelum perang, Ukraina dipandang sebagai keranjang roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian sebulan melalui pelabuhan. Sumber:AP/Efrem Lukatsky, file (Republika.co.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, WARSAWA – Polandia dan Hungaria memutuskan melarang impor gandum, biji-bijian, dan pangan lain dari negeri tetangga mereka, Ukraina. Ukraina hingga saat ini masih bergelut dengan perang melawan Rusia yang bermula sejak Februari tahun lalu.

Tentu, di tengah perang yang masih berkecamuk, ekspor pangan sangat berarti bagi petani dan perekonomian Ukraina. Dalam konteks perang ini, Polandia berpihak kepada Ukraina. Sedangkan Hungaria, memilih sikap sebaliknya.

Kebijakan dua negara Eropa timur melarang impor pangan dari Ukraina, bertujuan melindungi petani dalam negeri. Hal tersebut mereka ungkapkan, Sabtu (15/4/2023) setelah melihat pasokan yang berlebih menekan harga produk pertanian yang dihasilkan petani mereka.

Ukraina sudah pasti menyesalkan sikap negeri sekutunya, Polandia.’’Menyelesaikan berbagai isu dengan aksi unilateral yang drastis tak akan mempercepat berbuahnya resolusi positif dalam situasi saat ini,’’ demikian pernyataan Pemerintah Ukraina.

Setelah invasi Rusia menyebabkan pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam terblokade, gandum Ukraina dalam jumlah melimpah yang harganya lebih murah dibandingkan produk Uni Eropa, berakhir di negara-negara Eropa tengah.

Lalu, menyebabkan kemandekan logistik, menghantam harga dan penjualan petani lokal. Dalam sebuah surat kepada Komisi Eropa bulan lalu, perdana menteri lima negara Eropa timur, mengungkapkan kesulitan yang mengemuka terkait produk pertanian mereka.

Dalam surat itu disebutkan, skala peningkatan produksi gandum, biji-bijian, minyak zaitun, telur, peternakan, gula di luar dugaan. Mereka juga menghendaki untuk mempertimbangkan kembali penetapan tarif produk pertanian yang diimpor dari Ukraina.

Kelebihan pasokan produk pertanian ini, melahirkan masalah politik bagi partai berkuasa Polandia, Law and Justice Party (PiS), ekonomi mengalami stagflasi.

‘’Hari ini, pemerintah memutuskan tak hanya melarang impor gandum ke Polandia, juga puluhan jenis makanan dari Ukraina,’’ kata ketua PiS, Jaroslaw Kaczynski. Produk yang masuk daftar larangan impor dari gandum hingga madu.

‘’Kami tetap sahabat dan sekutu Ukraina. Namun, ini tugas setiap negara, otoritas, dan otoritas yang baik untuk meindungi kepentingan warganya,’’ ujar Jaroslaw Kaczynski. Ia siap menuntaskan persoalan ini melalui pembicaraan bilateral.

Kementerian Pertanian dan Pangan Ukraina menyatakan, pelarangan impor oleh Polandia bertentangan dengan kesepakatan bilateral soal ekspor. Mereka meminta ada pembicaraan untuk menyelesaikan persoalan ini.

‘’Kami memahami, petani Polandia dalam situasi sulit tapi kami juga menekankan kondisi lebih sulit dialami petani Ukraina,’’ demikian pernyataan Kementerian Pertanian dan Pangan Ukraina. Polandia menegaskan, hubungan persahabatan tetap berjalan.

Pada Sabtu (15/4/2023) Perdana Menteria Hungaria Viktor Orban's mengikuti kebijakan Polandia. Jika tidak, menurut dia, akan membuat petani lokal menderita. Hungaria tak memberikan detail kapan larangan impor gandum dan pangan lain dari Ukraina berlaku. Namun, mereka menyatakan kemungkinan efektifnya mulai akhir Juni.

Hubungan Polandia-Hungaria

Pada suatu masa, jelas Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, Polandia memiliki hubungan erat dengan Hungaria tetapi kemudian berubah terkait posisi terhadap Ukraina. ‘’Ini disebabkan posisi Hungaria terhadap Ukraina dan Rusia,’’ katanya.

Ia menyatakan, pada suatu saat memang hubungan keduanya erat, termasuk di grup Visegrad yang terdiri atas Republik Ceska, Hungaria, Polandia, dan Slovakia tetapi sekarang renggang. Kecuali dengan Hungaria, negaranya berteman dekat dengan Rumania dan Baltik.

‘’Ini mengapa saya katakan, negara-negara Eropa timur minus Hungaria, memiliki pandangan sama dengan apa yang terjadi dik Ukraina,’’ katanya. Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berkunjung ke Polandia.

Ia mengucapkan terima kasih atas dukungnnya terhadap Ukraina dalam perang melawan Rusia. Polandia juga akan menjadi mitra kunci dalam rekonstruksi setelah invasi Rusia berakhir. n (reuters/fer)

× Image