Home > Kabar Diplomasi

Musim Rekonsiliasi Arab Tiba

Sebagian besar negara anggota Liga Arab berharap mengembalikan keanggotaan Suriah setelah ditangguhkan pada 2011.
Anak-anak berkumpul di luar tenda mereka, di Kamp al-Hol, yang menampung keluarga anggota kelompok Negara Islam, di Provinsi Hasakeh, Suriah (1/5/2021). Foto: AP/Baderkhan Ahmad. (Republika.id)
Anak-anak berkumpul di luar tenda mereka, di Kamp al-Hol, yang menampung keluarga anggota kelompok Negara Islam, di Provinsi Hasakeh, Suriah (1/5/2021). Foto: AP/Baderkhan Ahmad. (Republika.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, KAIRO – Serangkaian rekonsiliasi untuk memperbaiki hubungan diplomatik di kawasan Timur Tengah mewujud. Semua bermula dari kesepakatan damai antara dua negara rival, Arab Saudi-Iran yang dimediasi Cina pada 10 Maret 2023.

Lalu, musim rekonsiliasi ini menggelinding. Paling tidak, membaiknya hubungan dua kekuatan di kawasan Timur Tengah itu menggerakkan pula negara pendukung dua negara tersebut untuk ikut memperbaiki hubungan.

Pada Sabtu (1/4/2023), Mesir dan Suriah memutuskan untuk memperkuat kembali hubungan. Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Faisal Mekdad berkunjung lagi untuk pertama kalinya ke Kairo, Mesir, setelah lebih dari satu dekade. Sejak meletus perang saudara di Suriah pada 2011.

Laman berita Reuters menyebut, ini perkembangan terbaru langkah negara Arab memperbaiki hubungan dengan pemerintahan Presiden Bashar al Assad. Assad dikucilkan negara-negara Barat dan Arab akibat perang tersebut, yang menyebabkan ratusan ribu orang meninggal.

Mekdad disambut mitra kerjanya, Sameh Shoukry, saat tiba di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Mesir. ‘’Kedua menlu bersepakat mengintensifkan saluran komunikasi di berbagai tingkatan dalam beberapa waktu mendatang,’’ demikian pernyataan Kemenlu Mesir.

Mesir, menurut pernyataan tersebut, juga menegaskan dukungan terjadinya pemulihan situasi politik di Suriah secepatnya. Seorang sumber pejabat keamanan Mesir mengungkapkan, kunjungan ini bagian dari persiapan kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Organisasi yang berbasis di Kairo ini menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011. Saat bersamaan, negara Arab juga menarik dubes mereka dari Suriah. Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengindikasikan, memperbaiki hubungan dengan Suriah juga.

Di sisi lain, AS dan Qatar belum berkenan karena menilai, pemerintahan Assad melakukan tindakan brutal dalam perang saudara itu. Shoukry berkunjung ke Suriah dan Turki pada Februari setelah gempa melanda kedua negara tersebut dan berjanji membantu para korban.

Televisi Saudi, Al-Ekhbariyah menyiarkan laporan pada Kamis (23/3/2023) tengah malam bahwa Saudi melakukan pembicaraan dengan Suriah untuk membuka kembali kedutaan besar (kedubes) masing-masing. Mereka mengutip seorang pejabat di Kemenlu Saudi.

‘’Seorang sumber di Kemenlu mengungkapkan kepada Al-Ekhbariyah, pembicaraan dengan Kemenlu Suriah dimulai. Pembicaraan dilakukan antara pejabat Kemenlu Saudi dan Suriah,’’ demikian yang diungkap pembawa acara televisi tersebut.

The Wall Street Journal yang mengutip pejabat Saudi ataupun Suriah menyatakan, Rusia menjembatani pembicaraan soal pembukaan kedubes dua negara itu. Bashar al Assad juga mengunjungi Oman pada akhir Februari lalu.

Assad mengunjungi pula UEA, yang selama ini mendukung oposisi untuk menggulingkan pemerintahannya. Saudi menyatakan secara terbuka, berkembang konsensus di antara negara Arab bahwa perlu ada dialog dengan Suriah.

Saudi menjadi tuan rumah pertemuan Liga Arab pada Mei mendatang. Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengungkapkan, sebagian besar negara anggota berharap mengembalikan keanggotaan Suriah setelah ditangguhkan pada 2011. (ap/reuters/fer)

× Image