124 Mahasiswa Indonesia Tiba di China, Siap Lanjut Belajar
DIPLOMASI REPUBLIKA, BEIJING -- Rombongan perdana 124 mahasiswa Indonesia telah tiba di Guangzhou, China, dengan selamat pada Rabu (7/9/2022) malam. Mereka menggunakan penerbangan charter Citilink, Airbus A320.
Setelah melalui proses administrasi dan tes PCR, mereka langsung dibawa menuju hotel karantina. Berdasarkan pengaturan Tim Satgas Guangzhou, rombongan akan diinapkan di dua hotel di Distrik Baiyun, Kota Guangzhou. Dua hotel itu adalah Hotel Jingxi Lidun untuk 79 orang dan Hotel Renhe Weilai untuk 46 orang.
Sehari sebelum keberangkatan pada Selasa (6/9/2022) malam, Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun beserta jajaran KBRI Beijing, KJRI Guangzhou, KJRI Shanghai, dan CEO Citilink, melakukan pelepasan virtual rombongan Indonesia yang akan ke China.
"Jaga kesehatan, produktif, dan tetap berpikiran serta bertindak positif. Upayakan tetap beraktivitas selama karantina, termasuk menulis jurnal mengenai perjalanan kembali ke China," kata Dubes Djauhari kepada para mahasiswa tersebut, dalam keterangan tertulis yang diterima Diplomasi Republika, Kamis (8/9/2022).
KBRI Beijing dan KJRI Guangzhou telah menyiapkan bantuan logistik untuk rombongan saat ketibaan berupa makanan instan, makanan ringan, masker, penyanitasi tangan, dan tisu alkohol. Mahasiswa Indonesia ini akan menjalani masa karantina selama 10 hari sebelum kembali ke kota dan kampusnya masing masing.
Dubes Djauhari menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Kemendikbud, Kemenko Marves, Kemenlu China, Kementerian Pendidikan China, Kedubes China di Jakarta, Citilink, Travel, dan semua pihak yang telah membantu proses kembalinya mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di China.
Kedatangan mahasiswa Indonesia tersebut secara simbolis merupakan upaya bersama KBRI, KJRI, Kementerian terkait di Indonesia dan Kedubes China di Jakarta. Selain para mahasiswa ini, sebelumnya sudah lebih dari 30 mahasiswa Indonesia yang kembali secara mandiri dengan menggunakan penerbangan komersial yang memang masih sangat terbatas.
"Semoga penerbangan charter pertama untuk membawa mahasiswa Indonesia kembali berkuliah di China, akan disusul juga oleh lainnya," kata Dubes Djauhari. (yen)