Maumere dan Poco-Poco 'Guncang' Malmo, Swedia
DIPLOMASI REPUBLIKA, MALMO -- Masyarakat Indonesia di Swedia Selatan menggelar Piknik Kemerdekaan untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia. Piknik digelar di Taman Pidammsparken yang terletak di pusat Kota Malmö, Swedia, Ahad (21/8).
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia Kamapradipta Isnomo mengapresiasi masyarakat Indonesia di Malmö dan sekitarnya, karena bisa memelihara kebersamaan. "Pandemi memang membuat situasi menjadi sulit. Tapi ternyata dibalik setiap kesulitan itu ada kesempatan bagus buat Indonesia," kata Dubes Kamapradipta.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 orang lebih ini diselenggarakan oleh Asosiasi Swedia-Indonesia Bagus atau disingkat Bagus. Bagus adalah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk membantu promosi Indonesia dan meningkatkan pengertian antara Swedia-Indonesia, khususnya di Swedia Selatan.
Sebagai pembuka, para peserta piknik menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Selanjutnya disusul dengan pemotongan tumpeng kemerdekaan. Dalam kesempatan ini, para penari Bagus menampilkan tarian tradisional Dayak, yakni Tari Gantar.
Dalam sambutan pembukaan, Hans Hansson, ketua Bagus, menyatakan kegembiraannya karena Indonesia berhasil menangani pandemi Covid-19. Bahkan, katanya, diaspora Indonesia di Swedia juga bisa kembali pulang kampung.
Perdagangan Indonesia dengan Swedia meningkat 22 persen pada 2021. Sebaliknya investasi Swedia ke Indonesia meningkat 45 persen.
Yang lebih menggembirakan, lanjut Dubes Kamapradipta, perusahaan produsen bearing terbesar Swedia, SKF (Svenska Kullagerfabriken AB) membangun ulang pabriknya di Cakung, Jakarta. Ini merupakan proyek SKF yang pertama kalinya di Asia Tenggara. SKF akan menggunakan konsep Swedia dalam sistem daur ulang, teknologi yang berkelanjutan dan green economy.
”Ini kesempatan baik bagi Indonesia untuk mempelajari sistem green economy dari Swedia, ” kata Dubes Kamapradipta.
SKF akan menggunakan 99 persen tenaga kerja lokal dari Indonesia. Sebagian besar adalah lulusan ITB.
Dubes Kamapradipta mengekspresikan kebanggaannya, bahwa para politisi di parlemen dan juga para pejabat Swedia punya kesan yang baik terhadap diaspora Indonesia. ”Menurut mereka, orang Indonesia adalah penduduk yang baik, pekerja keras, memberi kontribusi di bidang ekonomi, taat hukum dan bisa berintegrasi dengan masyarakat Swedia,” ujarnya.
Sebagaimana layaknya sebuah pesta rakyat, acara Piknik Kemedekaan ini dimeriahkan dengan permainan-permainan ala 17-an di Tanah Air. Permain itu misalnya tarik tambang, balap karung, lomba jalan dengan bakiak, dan lain-lain. Lomba makan kerupuk dalam wadah selama 5 menit yang dinamakan Makan Ullared menjadi lomba pertama.
”Perlombaan yang paling exciting di dunia!”, kata Holley Stringham, mahasiswi asal Amerika Serikat yang sedang belajar di Universitas Lund. Holley yang pernah tinggal di Jakarta. Mahasiswa yang fasih berbahasa Indonesia itu merasa senang bisa mengikuti perayaan kemerdekaan Indonesia.
Puncak acara semakin seru dengan joget dangdut dan tentu saja tari Maumere dan Poco-Poco, yang dipimpin oleh Shintia Suryama, instruktur zumba profesional yang sedang mendampingi suaminya mengikuti pendidikan pascasarjana di Swedia. Maumere terbukti bisa membuat peserta piknik yang berasal dari Indonesia dan Swedia tertarik untuk bergoyang bersama dibawah terik matahari musim panas.
”Ini kegiatan 17-an pertama yang saya ikuti di luar negeri. Gak nyangka suasananya sangat kekeluargaan,” kata Yolan Erlanda, mahasiswa Indonesia yang baru sepekan belajar Environment and Sustainable Science di Lund University.
Kesan tersendiri juga dirasakan Dian Wahyu Utami, mahasiswi Indonesia asal Yogyakarta yang baru menyelesaikan pendidikannya di bidang Human Geography selama dua tahun di Universitas Lund. ”Meskipun jauh di luar negeri, akhirnya saya bisa tetap merayakan Hari Kemerdekaan bersama Bagus. Saya bisa merasakan kehangatan dan kebersamaan khas Indonesia. Saya jadi merasa bahwa Indonesia itu memang besar,” kata Dian. (yen)