Di Perth, Keturunan Diponegoro Tampilkan Wayang Kulit Babad Sang Pangeran
DIPLOMASI REPUBLIKA, PERTH -- Ribuan pengunjung asyik menyaksikan pertujukan seni dengan tema “A Day in Indonesia”, Ahad (21/8/2022). Seni tari dan pertunjukan wayang kulit tampil dalam perhelatan ini, yang digelar
KJRI Perth, Australia Barat, didukung Boola Bardip Museum. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia.
"Merupakan harapan komunitas, diaspora Indonesia, warga setempat Australia, serta lembaga seni dan budaya di Perth untuk mendapat kesempatan menghadirkan budaya Indonesia secara komprehensif dan berkelanjutan," kata Konsul Jenderal RI di Perth, Listiana Operananta saat membuka acara.
KJRI Perth mengundang dua wakil seni ternama yaitu Kemantren Langen Projo dari Puro Mangkunegaran X serta Paguyuban Wayang Kulit Patra Padi dari Yogyakarta. Mereka hadir menambah kekuatan, makna, keindahan serta keberagaman budaya Indonesia untuk disajikan kepada masyarakat Australia Barat.
Pada kegiatan ini, KGPAA Mangkunagoro X memimpin langsung kunjungan dan pentas seni Langen Praja di Museum Boola Bardip. Hadir pula GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo yang membawahi langsung tim seni Langenprojo di Pura Mangkunegaran.
Sedangkan R. Rahadi Saptata Abra, S.Si, MBA, selalu Ketua Umum Patra Padi juga hadir bersama anggota paguyuban. Paguyuban ini adalah organisasi seni dan budaya independen yang beranggotakan keturunan Pangeran Diponegoro.
Patra Padi membawakan pergelaran wayang kulit Babaring Keris Bandayudha yang mengisahkan perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah yang dibawakan oleh Ki Dalang Catur Kuncoro.
Pertujukan ini adalah yang pertama kali dilakukan di Museum Boola Bardip, Australia Barat. Secara khusus, dua orang Menteri Pemerintah Australia Barat yaitu Hon. Bill Johnston, Minister Mines, Petroleum and Energy, dan Hon. Dr. Tony Buti, Minister Multicultural, hadir dalam acara ini. Mereka menyaksikan pergelaran wayang kulit yang disampaikan dalam bahasa Jawa dengan summary terjemahan Bahasa Inggris.
Komunitas dan Diapora Indonesia di Perth dari berbagai latar belakang juga melengkapi pertunjukan dengan pentas musik dari Sulawesi Utara, Sumatra Utara, Jawa Barat, Papua, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Selain wakil-wakil provinsi, juga tampil komunitas masyarakat Indonesia yang menampilkan lagu dan musik daerah dengan angklung dan alat tradisional lain asal Indonesia.
Berbagai jenis makanan Indonesia dari restoran Indonesia di sekitar Perth juga disajikan. Sajian mereka mendapat sambutan hangat serta ludes terjual. (yen)