Home > Corner

Menyudahi Konflik Palestina-Israel dengan Solusi Dua Negara, Realistiskah? (Bagian II)

Sejumlah warga Palestina yakin Israel tak akan memberikan kedaulatan bagi Palestina.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (dok. EPA-EFE/ABIR SULTAN)  
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (dok. EPA-EFE/ABIR SULTAN)

Di sisi lain, Netanyahu bersikeras tetap akan memiliki kendali penuh keamanan bagian barat Sungai Yordania. Posisi yang ia katakan mencegah berdirinya negara Palestina yang kelak bisa menjadi bahaya bagi Israel.

Dalam autobiografinya tahun 2022, Netanyahu menyampaikan ide terkait aspirasi Palestina, termasuk bandara bagi warga Palestina yang bisa dibangun di Yordania atau tempat mana pun.

Ia mengubah pendekatan dari "territorial continuity" di area Palestina menjadi "transportational continuity" dengan melengkapinya dengan dok, jaringan kereta api, jalan layang, dan underpass yang membuat warga Palestina bebas bergerak.

Juru bicara Abbas menyatakan pernyataan Netanyahu beberapa waktu terakhir menunjukkan Israel tak tertarik menciptakan perdamaian dan kestabilitasan. Petinggi Hamas, Usamah Hamdan pada 22 Januari lalu menyatakan tujuannya hanya negara berdaulat beribu kota Yerusalem.

Adakah Jalan Alternatif?

Seiring ide solusi dua negara meremang, pembicaraan solusi satu negara mencuat. Sejumlah warga Palestina yakin Israel tak akan memberikan kedaulatan bagi Palestina. Maka perlu perjuangan merebut hak sah.

Yakni mendirikan negara tunggal, Palestina, yang membentang dari wilayah Israel saat ini dan wilayah yang diduduki mereka setelah perang pada 1967. Sejumlah kritik bermunculan yang menyebut ide itu tak realistis.

Alasannya, faksi utama Palestina tak mendukungnya dan Israel tak akan pernah menerima ide yang menggoyang eksistensinya sebagai negara Yahudi. Sekjen PBB Antonio Guterres dalam pidato 23 Januari 2024 menyatakan solusi dua negara masih satu-satunya cara.

Ia mengkritik keras Israel yang berkali-kali menolak solusi dua negara. ‘’Penolakan terhadap hak warga Palestina atas sebuah negara akan memicu konflik terus berlangsung. Jadi penghalang perdamaian dunia,’’ katanya. (reuters/han)

× Image