Sup Hangat dari Tangan Aydin Muhammet untuk Korban Gempa Jepang
‘’Saya pernah ke daerah bencana, maka saya merasakan kebahagiaan korban gempa ketika kami, tim bantuan ada di sini. Hal itu membuat saya ingin terus melakukannya,’’ kata Muhammet yang berbicara dengan bahasa Jepang.
Wajima, kota yang dihuni sekitar 30 ribu orang mengalami kerusakan parah. Rumah dan usaha kolaps. Tiba di daerah bencana tersebut, yang membuat Muhammet sedih adalah tak banyak orang yang menjadi relawan berada di sana.
‘’Hanya ada satu tim berisi 10 orang yang hanya bisa berada di sana selama dua hari. Mesti ada lebih banyak orang lagi di sana untuk melakukan sesuatu untuk para pengungsi,’’ ujarnya. ‘’Saya tahu ini tahun baru, tetapi tak ada waktu untuk rehat.’’
Saat para pengungsi yang kelaparan berjalan untuk mendapatkan makanan pagi yang hangat, seorang lelaki tua mendekat ke Muhammet kemudian memeluknya erat, menunjukkan penghargaan atas apa yang Muhammet lakukan.
‘’Kami sangat berterima kasih,’’ kata Matsuo Yata (72) setelah membawakan nampan sup sayur ke pengungsi lain di aula pengungsian. Aula itu menampung 700 orang. ‘’Makanan panas adalah yang terbaik,’’ katanya menegaskan.
Di sisi lain, Muhammet mengisahkan pengalaman pada 2011. Saat itu ia kurang persiapan, tetapi akhirnya berhasil menemui korban di daerah yang terkena bencana.
Ia juga menyatakan siap menghadapi kemungkinan terburuk di tengah peringatan seismolog, yang mengingatkan gempa besar bisa mengguncang wilayah Tokai, tempat ia tinggal pada 30 tahun mendatang.
Maka sebagai antisipasi, perusahaannya telah menggali sebuah sumur yang mampu menyediakan 400 liter atau 105 galon air per menit. Ia juga menanam padi dan akan mencadangkan sekitar satu ton dari hasil panen di perusahaannya untuk kondisi darurat. (reuters/han)