Survei Pilpres Ungkap Sosok Biden dan Trump di Mata Warga AS
DIPLOMASI REPUBLIKA, WASHINGTON – Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research mengadakan jajak pendapat yang mengungkapkan pendapat responden mengenai dua sosok potensial capres AS dari Partai Republik dan Partai Demokrat. Keduanya adalah Joe Biden dan Donald Trump.
Pertarungan antara Demokrat dan Republik dalam Pilpres 2024 di Amerika Serikat (AS) berpotensi untuk berulang, terutama antara Joe Biden dan Donald Trump. Pandangan warga AS terhadap dua sosok tersebut begitu melekat. Maka itu, beragam pertanyaan terbuka pun diberikan kepada 1.165 responden orang dewasa yang berlangsung pada 10-14 Agustus 2023.
Hasil jajak pendapat itu secara singkat mengungkap bahwa responden menganggap Biden ‘tua’ dan ‘bingung’. Sedangkan ketika ditanya mengenai Trump, mereka menyebutnya sebagai sosok yang ‘korup’ dan ‘tidak jujur’.
Sementara itu, soal Biden, mayoritas orang dewasa, baik pendukung Demokrat maupun Republik, mempersoalkan usianya, yang sudah 80 tahun. Lebih tua tiga tahun dibandingkan Trump. Namun, kebanyakan warga AS meragukan kemampuannya menjalankan tugas sebagai presiden.
Mayoritas responden, baik dari Demokrat maupun Republik menganggap Biden terlalu tua jadi presiden, 26 persen responden menggunakan kata ‘tua’ atau ‘ketinggalan zaman’ untuk menggambarkan sosok biden. Biden juga disebut ‘lamban’ dan ‘bingung’.
‘’Sepertinya dia pantas sebagai kakek yang baik hati, bukan seseorang yang menjalankan roda pemerintahan,’’ ujar Justin Campbell (27 tahun), seorang Demokrat dan penjaga keamanan di Brookhaven, Mississippi, Senin (28/8/2023).
Trump, menurut dia, bertingkah seperti anak TK kalau ada yang menyatakan ‘tidak’. Dalam konteks ini, responden menyematkan kata negatif pada Trump yang menghadapi 91 kasus kriminal, di antaranya ‘korup’ dan ‘kriminal’ (15 persen), 'buruk’ (11 persen). Kata lainnya, ‘pembohong’ dan ‘tak jujur’ (8 persen). Ada pula kata positif, ‘bagus’ (8 persen).
Dalam pandangan Campbell, Trump hanya sedikit membaca soal kebijakan dan keamanan nasional. Secara fungsional, dia tak memiliki literasi yang bagus. Meski tak begitu antusias terhadap Biden, ia berencana memilih Biden tahun depan dan berharap Trump dijebloskan ke penjara.
Rami Marsha (58), CEO perusahaan manufaktur di Agoura Hills, Kalifornia, yang terdaftar sebagai Demokrat, memilih Trump pada 2016 dan Biden pada 2020. Namun, ia menyatakan kemungkinan golput pada pilpres tahun depan.
‘’Saya pikir, dia mengalami demensia dan tak punya kekuatan menjalankan tampuk pemerintahan negara ini,’’ kata Marsha mengenai kondisi Biden. Namun, ia pun tak berminat memilih Trump. ’’Saya sudah cukup dengan dia," katanya menambahkan.
Dalam jajak pendapat ini, hanya 24 persen warga AS yang menginginkan Biden mencalonkan diri lagi. Sedangkan 30 persen mendukung Trump. Namun, mayoritas menolak jika kedua orang itu kembali berlaga dalam Pilpres 2024.
Salah satunya Larry Haith (73), warga Idaho yang merupakan mantan presiden dan manajer umum perusahaan suku cadang mobil yang juga seorang Republik. Dia menggambarkan Biden sebagai seorang yang ‘idiot’ dan menyebut Trump ‘arogan’. Dia berencana golput di pilpres tahun depan.
Tim kampanye Biden menyatakan, usia bukanlah pendorong bagi pemilih menentukan pilihannya. Mereka lebih mempertimbangkan soal kebijakan atau isu-isu krusial seperti aborsi. Sedangkan tim kampanye Trump tak merespons permintaan mengenai pernyataan menyangkut isu ini. (fer)